Jumat, 03 Januari 2014

Buah Pemikiran Bung Karno


BUAH PEMIKIRAN BUNG KARNO
A.     Latar Belakang
            Soekarno, Presiden pertama Republik Indonesia yang biasa di panggil Bung Karno adalah sosok orang terpenting dalam sepanjang catatan sejarah memerdekaan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Beliau adalah proklamator kemerdekaan indonesia bersama Mohammad Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945. , beliau merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan PNI (Partai Nasional lndonesia) pada 4 Juli 1927, dengan tujuan Indonesia Merdeka. Akibatnya, Belanda, memasukkannya ke penjara Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929. Delapan bulan kemudian baru disidangkan. Dalam pembelaannya berjudul Indonesia Menggugat, beliau menunjukkan kemurtadan Belanda, bangsa yang mengaku lebih maju itu.
            Pembelaannya itu membuat Belanda makin marah. Sehingga pada Juli 1930, PNI pun dibubarkan. Setelah bebas pada tahun 1931, Soekarno bergabung dengan Partindo dan sekaligus memimpinnya. Akibatnya, beliau kembali ditangkap Belanda dan dibuang ke Ende, Flores, tahun 1933. Empat tahun kemudian dipindahkan ke Bengkulu.
            Setelah melalui perjuangan yang cukup panjang, Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Dalam sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, Ir.Soekarno mengemukakan gagasan tentang dasar negara yang disebutnya Pancasila. Tanggal 17 Agustus 1945, Ir Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Dalam sidang PPKI, 18 Agustus 1945 Ir.Soekarno terpilih secara aklamasi sebagai Presiden Republik Indonesia yang pertama.
            Sebelumnya, beliau juga berhasil merumuskan Pancasila yang kemudian menjadi dasar (ideologi) Negara Kesatuan Republik Indonesia. Beliau berupaya mempersatukan nusantara. Bahkan Soekarno berusaha menghimpun bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Latin dengan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955 yang kemudian berkembang menjadi Gerakan Non Blok.Setelah beliau wafat, Pemerintah menganugerahkannya sebagai "Pahlawan Proklamasi".

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pemikiran Bung Karno yang didasari oleh perspektif filsafat ilmu?
2.      Bagaimana strategi perjuangan yang dicetuskan oleh Bung Karno?

C.       Tujuan Penulisan
1.        Untuk mengetahui berbagai pemikiran Bung Karno yang didasari perspektif filsafat ilmu.
2.        Menjelaskan strategi perjuangan yang dicetuskan Bung Karno.

D.           Pembahasan
1.         Ontologipemikiran Bung Karno
Asas Pemikiran
            Pemikiran Bung Karno sarat dengan muatan nilai-nilai kemanusiaan yang hakiki dan bersifat universal. Asas atau prinsip utama pemikiran Bung Karno bersumber pada Tuntutan Budi Nurani Manusia atau the Social Conscience of Man.
            Sejak 1926, dalam konteks situasi terjajah dan tidak adanya kekuatan untuk melawan penjajah, Bung Karno mencoba menggali kekuatan politik yang tersedia serta dasar karakter kekuatan politik, kemudian di cari landasan pemersatunya, dengan merumuskan kesamaan dari berbagai perbedaan yang ada. Obsesi persatuan di gali dari Budi Nurani Manusia yang paling mendasar, yaitu keinginan untuk bebas dari segala bentuk penindasan dan ketidakadilan. Tulisan dan pemikiran Bung Karno tentang Nasionalisme, Islamisme dan Marxisme, adalah pemikiran yang sangat berani pada jamannya, karena mampu mengupas peluang bersatunya kekuatan yang tumbuh dari fahamyang di sadari sangat berbeda.
            Perlu di cari dasar yang kokoh untuk mempersatukan semua kekuatan yang nyata dalam melawan kapitalisme, imperialisme dan kolonialisme. Persatuan dari semua kekuatan yang revolusioner, yang didasari oleh kesadaran akan perlunya digalang kekuatan melawan kekuasaan yang  tidak terlawankan oleh masing-masing kekuatan obyektif pada saat itu.
            Ontologi pemikiran tentang persatuan adalah pemikiran yang di hadirkan oleh Bung Karno saat itu, dan di anggap merupakan pemikiran yang orisinil dan tinggi nilai kebenarannya. Dalam membangun persatuan dicari landasan yang kokoh untuk bersatu, yaitu melawan kekuatan yang sama. Kekuatan tersebut adalah kolonialisme yang menyengsarakan. Suatu kebenaran tentang hakekat pemikiran yang tak terbantah namun belum banyak digagas orang pada saat itu dan bahkan dianggap sebagai pemikiran yang mustahil.
            Konsekuensinya yaitu keharusan hadirnya asas perlawanan bersama terhadap kapitalisme dan imperialisme , yang merupakan kelengkapan asas persatuan untuk membangun kekuatan. Persatuan tanpa pembangunan kekuasaan akan mandul, akan tetapi membangun kekuasaan tanpa persatuan akan sangat rapuh. Apa yang ditulis Bung Karno mengenai hal itu perlu mendapat perhatian dan menjadi pedoman perjuangan rakyat Indonesia.
            Nasionalisme yang digali oleh Bung Karno adalah Nasionalisme yang berperikemanusiaan dan berkeadilan, dan dengan demikian melawan segala stelsel yang menyengsarakan rakyat. Dengan demikian maka Nasionalisme yang dimaksud oleh Bung Karno adalah Nasionalisme yang juga memberi hormat dan penghargaan terhadap perbedaan faham di antara bangsa Indonesia yang masih menyadari akan apa yang sebenarnya dihadapi bersama. Nasionalisme demikian adalah sosio nasionalisme. Asas ini bertentangan dengan kapitalisme termasuk kapitalisme bangsa sendiri.
            Dalam penggalian lebih lanjut tentang sosio-nasionalisme, Bung Karno menemukan dan menekankan kekuatan pendukung okok dalam perjuangan kemerdekaan yaitu kekuatan buruh yang langsung berhadapan dengan modal asing, dengan kapitalisme, kolonialisme, dan imperialisme. Tidak berarti bahwa kekuatan lain bangsa Indonesia tidak penting, namun secara dialektis kekuatan yang dapat di anggap paling sadar dan menjadi korban kekuasaan modal asing adalah kekuatan buruh.
            Sosio-demokrasi dikatakan oleh Bung Karno, timbul karena sosio-nasionalisme, sosio-nasionalis-me dan sosio-demokrasi adalah dua asas yang bersumber dari satu nafas, yaitu budi nurani manusia.
            Asas marhaenisme, ideologi atau ajaran Bung Karno. Bila di telusuri dari berbagai tulisan Bung Karno menandung makna sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi. Sosio-nasionalisme adalah faham yang mengandung faham kebangsaan yang sehat dan berdasarkan perikemanusiaan, persamaan nasib, gotong royong, hidup kemasyarakatan yang sehat, kerjasama untuk mencapai sama bahagia, tidak untuk menggencet dan menghisap. Jadi di dalam faham kebangsaan itu harus ada semangat kerja sama dan gotong royong antar bangsa Indonesia dan antara bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Lebih tegas lagi yang di maksud Bung Karno adalah faham kebangsaan yang berperikemanusiaan. Sosio-demokrasi adalah faham yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat. Rakyat yang mengatur negaranya, perekonomiannya dan kemajuannya supaya segala sesuatunya bisa bersifat adil, tidak membeda-bedakan orang yang satu dengan orang yang lainnya. Rakyat menginginkan demokrasi sosial, yaitu terlaksananya demokrasi politik dan demokrasi ekonomi.
            Pikiran-pikiran dasar tentang perjuangan rakyat Indonesia melawan kapitalisme, imperialisme dan kolonialisme seperti yang di maksudkan dalam sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi tersebut, kemudian di namakan sebagai suatu isme atau ideologi yang menggunakan kata marhaen sebagai simbul kekuatan rakyat yang berjuang melawan segala sistem yang menindas dan memelaratkan rakyat. Kata marhaen sendiri berasal dari nama seorang petani miskin dan tertindas oleh sistem kapitalisme, imperialisme/kolonialismedan feodalisme, kemudian digunakan untuk menamakan isme atau ideologi perlawanan terhadap segala bentuk penindasan dan penghisapan, yaitu marhaenisme. Penindasan dan oenghisapan akan hadir di muka bimu ini dalam kurun waktu yang lama sepanjang hadirnya nafsu manusia, nafsu kelompo dan nafsu bangsa. Jadi Marhaenisme adalah ajaran atau pemikiran Bung Karnp secara keseluruhan, yang dapat dikatakan sebagai ideologi masa depan yang universal.hal ini di dukung oleh kecenderungan yang fenomenal yang terjadi pada tingkat nasional dan internasional, yaitu semakin canggih dan mengganasnya bentuk-bentuk penindasan dan penghisapan yang sangat menyengsarakan kehidupan rakyat. Sedangkan kaum marhan adalah kaum yang tertindas, terkungkung, terhisap, dielenggarakn dn dimelaratkan oleh sistem yang tidak adil dan menindas, yaitu kapitalisme, imperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk dan manifestasinya.
            Marhaenisme adalah teori politik dan teori perjuangan rakyat marhaen, teori untuk mempersatukan semua kekuatan revolusioner untuk membangun kekuatan, dan teori untuk menggunakan kekuasaan melawan dan menghancurkan sistem yang menyengsarakan rakyat marhaen. Marhaenisme menjadi teori revolusi yang mempertemukan kekuatan subyektif dan obyektif revolusi untuk memerdekakan dan mensejahterakan rakyat marhaen. Kekuatan subyektif adalah kehemdak rakyat, kehendaknya kaum marhaen untuk mengadakan perubahan, sedangkan kekuatan obyektif adalah di luar kehendak kita sendiri, di luar kehendak rakyat, di luar kehendak kaum marhaen. Bagaimana Bung Karno sampai pada pemikiran tersebut, hal ini akan banyak di temukan di epistemologi yang digunakan oleh Bung Karno untuk membahas mengapa suatu pikiran atau kejadian dapat muncul, yaitu pemikiran dialektika sebagai bagian dari historische materialisme.
            Tidak mengherankan bila Bung Karno muda dari awal berjuang senantiasa menegaskan tuntutan revolusi rakyat Indonesia. Tidak hanya sekedar merdeka tetapi lebih jauh lagi dari itu, yaitu memperjuangkan keadilan dan kebebasan sesuai dengan kodrat manusia dan hak asasi manusia. Pikiran ini tercermin antara lain dalam pidato Bung Karno pada 17 Agustus 1961.
            Perjuangan rakyat Indonesia yang dikorbarkan oleh Bung Karno tidak hanya sebatas untuk sekedar merebut kemerdekaan dari cengkerman kolonial, tetapi juga sebagai perjuangan aspirasi kemanusiaan yang didalamnya terkandung perjuangan untuk menegakan harkat dan martabat manusia. Asas ini mengandung suatu tujuan yang mendasar atau hakiki sesuai dengan tuntutan budi nurani manusia pada umumnya, suatu tuntutan yang bersifat universal, yang bertolak pada prispin kesederajadan(kesamaan) dan keadilan(kebersamaan).
            Marhaenisme yang merupakan teori politik da teori perjuanga bagi rakyat Indonesia memperoleh bentu formalnya sebagai filsafat dan dasar negara Republik Indonesia sejak tahun 1945, yaitu sebagai Pancasila. Pancasila diyakini oleh Bung Karno sebagai pengangkatan yang lebih tinggi dan hogere opterkking dari declaration of independence Amerika dari Thomas Jefferson tahub 1776 dan Manifesto Komunis.
            Untuk memperdalam obyek material (gagasn atau gegenstand) Bung Karno berusaha menelusuri akar permasalahan yang menjadi tuntutan budi nurani manusia. Menganalisis mengapa tuntutan itu tidak/belum tercapai, dan berusaha memahami dengan mendekatkan diri dengan realitas sosila serta mengamati secara empiris persoalan kemanusiaan melalui pemahamn terhadap penderitaan rakyat.
            Atas dasar itu kemudian Bung Karno mengkontruksi suatu sitem pengetahuan yang digunakan sebagai metoda atau cara pejuangan dan arah serta strategi perjuangan untuk mencapai Indonesia merdeka dan mewujudkan cita-cita masyarakat adil dan makmur.
Asas Perjuangan
            Untuk mengembangkan obyek formal gagasan di atas, Bung Karno muda berupaya mebekali diri dengan pengetahuan tentang sosialisme liberal, seluk beluk sistem imoerialisme, memahami kerangka analisis (epistemologis) Marxian, memperkaya pengalaman empiris serta berusaha memahami realitas sosial dinamika kehidupan masyarakat, nasional maupuninternasional, pada awal pertengahan abad ke-20. Berdasarkan pengertahuan itu, Bung Karno berusaha mengkontruksi sistem pengetahuan dan memformulasikan metoda dan asas perjuangan untuk mencapai indonesia merdeka
Strategi perjuangan Bung Karno
            Pada masa perjuangan mencapai kemerdekaan di tataran nasional,semangat Marhaenisme dijadikan kekuatan ideology dalam menggalang dan menyusun kekutan atau machtvoring dan mengarahkan kekuatan masa aksi untuk melawan dan melepaskan diri dari penjajahan.Kesadaran politik kolektif kaum marhaen yang tertindas dijadikan alat perekat dalammembangun semangat kerja sama dan gotong royong untuk mencapai tujuan perjuangan yaitu merebut kekuasaan dalam upaya melepaskan diri daribelenggu kolonialisme,kapitalisme dan imperialism.Dengan penuh kesadaran Bung Karno mendahulukan strategi dialog politik dengan masa rakyat sebagai wahana untuk mendidik dan membangun kesadaran politikmereka. Kemudian menggerakkan massa rakyat untuk melakukan perlawanan secara revolusioner dan radikal tanpa kekerasan terhadap sistemkolonialisme,kapitalisme dan imperialisme.
            Diambang pintu kemerdekaan bangsa Indonesia,pemikiran Bung Karno yaitu marhaenisme menjadi sumber inspirasi dalammerumuskan Dasar Negara Pancasila.Dalam merumuskan Pancasila,Bung Karno berusaha menyatukan semua pemikiran dari berbagai tokoh dan golongan serta membuang jauh jauh kepentingan perorangan,etnik maupun kelompok.Disadari sepenuhnya oleh Bung Karno bahwa kemerdekaaan Indonesia adalah kemerdekaan Indonesia tersebut,Bung Karno mengemukakan konsep dasar pancasila yang di dalamnya terkandung semngat”semua buat semua” sebagia Dasar Negara atau philosophische grondslag.Konsepsi Pancasila pertama kali dikemukakan oleh Bung Karno pada siding BPUPKI tanggal 1 Juli 1945.Pemikiran itu jelas sebagai upaya untuk menyatukan semua golongan dan menyatukan semua kepentingan golongan kedalamsatu kepentingan bangsa dengan semboyan berbeda beda tetapi tetap satu atau Bhineka Tunggal Ika.Pancasila tidak hanya digunakan sebagai ideology pemersatu dan sebagai perekat kehidupan bangsa,tetapi juga sebagai dasar filsafat serta pandangan hidup bangsa.Sesuai dengan tuntunan budi nurani manusia,pancasila mengandung nilai nilai ketuhanan,kemanusiaan(humanisme) ,kebangsaan(persatuan),demokrasi dan keadilan.Ini merupakan dasar untuk membangun masyarakat baru Indonesia yaitu masyarakat sosialis Indonesia.
            Setelah periode perjuangan merebut kemerdekaan dari cengkraman kolonialisme penjajah dapat dicapai,pada saat sekarang ini masyarakat internasional sedang mengalami perubahan konstelasi global yang dahsyat.Meskipun kemerdekaan nasionalsecara formal telah terwujud dengan lenyapnya kolonialisme secara fisik,namun kapitaisme dan imperialism masih tetap eksis.Melalui metamorfosa institusi,kapitalisme dan imperialisme telah menjelma menjadi apa yang diyakini Bung Karno sebagai kapitalisme modern dan imperialisme modern.Dengan memanfaatkan lembaga internasionalseperti PBB,dan lembaga lembaga keuangan seperti ADB,Bank Dunia,IMF,serta melalui banyakperusahaan multi dan transnasional,maka jelaslah bahwa praktek kapitalisme dan imperialism masih tetap eksis.
            Beberapa strategi perjuangan Bung Karno untuk pembebasan dari penindasan,eksploitasi kapitalisdan imperialistis serta untuk menciptakan perdamaian dunia adalah:
Pertama,pada tataran internasional Bung Karno berusaha membangun kekuatan politik dengan menggalang kekuatan negara-negara dunia ketiga dalam kekuatan ployik non blok.Kemudian kekuatan dunia ketiga ini oleh bung karno disebut dengan new emerging forces(nefo.)
Kedua,untuk tidak tergantung kepada kapitalis dan imperialis, Bung Karno berusaha menegakkan kedaulatan ekonomi dengan prinsip self help dan self reliance.Pada tataran nasional diterapkan sistem ekonomiberdikari bersifat self containing.Setelah strategi dasar ekonomi Indonesia tersebut di atas,maka DEKON juga memberi tekanan pada kebijaksanaan jangka pendek(2 tahun),yaitu melaksanakan program pertama dari tri program pemerintah,yaituprogram sandang pangan.Program jangka pendek ini ditetapkan dengan dasar politik prioritas,ambeg paramarta,dan mengandung landasan yang kuatbagi strategi dasar ekonomi Indonesia, yaitu :
1.        Keikutsertaan rakyat dalam gerakan produksi,mempunyai dan menguasai”iron stock”beras.
2.        Eksistensifikasi pertanian dan transmigrasi.
3.        Intensifikasi pertanian.
4.        Menggunakan civic mission angkatan bersenjata.
5.        Menyempurnakan penyelenggaraan landreform dan lain-lain.
Ketiga,dalam bidang budaya diupayakan berkepribadian dalam kebudayaan.Secara konsisten Bung Karno menekankan bahwa perlu mengikis eksistensi budaya feodalis,serta berusaha membatasi rembesan budaya imperialis dengan melarang beredarnya berbagai macam bentuk produk film,music, dansa gila-gilaan yang dapat meracunikepribadian budaya bangsa.Dan untuk menjaga persatuan bangsa berusaha membangun masyarakat dengan mengembangkan strategi Nation and Character Building.
2.      Epistemologi Pemikiran Bung Karno
Hakekat Pemikiran Bung Karno
            Pada hakekatnya pemikiran Bung Karno adalah pemikiran yang ilmiah yang dapat diuji dan dikaji kebenarannya melalui cara-cara ilmiah. Pemikiran Bung Karno adalah hasil dari proses pemikiran yang ilmiah dan hasil pengalaman impiris dalam praktek perjuangan selama bertahun-tahun.
Menurut Bung Karno untuk memahami Marhaenisme orang harus menguasai minimal dua pengetahuan, pertama pengetahuan tentang situasi dan kondisi Indonesia dan yang kedua adalah pengetahuan tentang Marxisme.
            Ada perbedaan karakteristik kulutural yang membedakan tingkat kesadaran kritis yang dimiliki antara Marhaen dan Proletar. Perbedaan itu adalah suatu realitas yang terlihat oleh Bung Karno dari hasil analisisnya terhadap masyarakatnya. Pandangan epistemologi antara Marx dan Bung Karno tidak seluruhnya cocok dalam hal subyek yang seharusnya berperan dalam perjuangan untuk kondisi di Indonesia.
            Hakekat yang mendasar tentang Marhaenisme, yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.        Marhaenisme adalah ajaran yang ilmiah.
2.        Untuk memahami Marhaenisme diperlukan pengetahuan minimal tentang situasi dan kondisi Indonesia dan historik materialisme sebagai cara analisisnya.
3.        Marhaenisme adalah pemikiran yang dinamis, yang harus diperluas, diperdalam dan dikembangkan.
4.        Marhaenisme adalah guide to action, guide for action, dan guide of action.
5.        Dinamisasi Marhaenisme sebagai ilmu dan teori perjuangan hanya dapat dilakukan melalui praktek perjuangan bersama kaum Marhaen.
6.        Musuk pokok sepanjang jaman kaum Marhaen yang ditegaskan dalam Marhaenisme adalah kapitalisme, imperalisme, kolonialisme, neo-kolonialisme dan feodalisme, dimana pun ia bercokol dan berada.
7.        Keteraturan dan kekokohan dalam ideologi dan organisasi adalah syarat perjuangan hakiki dalam Marhaenisme.
Asal dan Sumber Pemikiran Bung Karno
Hasil pemikiran Bung Karno merupakan pemikiran yang sangat kuat karakternya dan konsisten, serta tidak tampak sifat imitatifnya karena diangkat dari realitas empiris masyarakat Indonesia. Ajaran Marhaenisme diangkat Bung Karno dari realitas kehidupan seorang Marhaen di Jawa Barat. Sejarah kemanusiaan juga dijadikan sumber dari pemikiran Bung Karno, mengandung dua konsekuensi dasar yaitu visi sejarah dan visi kemanusiaan. Kedua visi tersebut merupakan kekuatan utama pemikiran Bung Karno.
Metode Pemikiran dan Perjuangan Bung Karno
Cakupan dialog yang dilakukan oleh Bung Karno bersifat multidimensional, dan ini yang menyebabkan banyak pihak yang merasa menjadi bagian dari pemikiran Bung Karno. Di sisi lain Bung Karno sangat kuat perhatiannya terhadap berbagai fenomena kehidupan kemanusiaan, kemasyarakatan, budaya, agama, dan pengetahuan yang berkembang di kalangan rakyatnya.
Bung Karno dengan menggunakan cara berpikir dialektika dan tesis-antitesis, mematangkan cara berpikir dan arah perjuangan rakyat dengan menghadapkan pada empat “urat-urat dan syaraf-syaraf” sistem imperialisme.            Secara dialektis, maka Bung Karno menghidupkan politik kontra terhadap empat “syaraf” politik imperialisme tersebut. Politik Indonesia sebagai jawaban atas politik devide at impera, namun politik persatuan yang dihidupkan adalah politik persatuan bukan persatuan ketaklukan, akan tetapi persatuan yang tumbuh dari kesadaran politik. Politik anti kemunduran sebagai politik kontra terhadap politik kemunduran dan perendahan terhadap nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia, yakni politik kontra dekadensi akal budi. Imperialisme yang hidup di Indonesia menginginkan buruh murah, rakyat yang hidup kecil, yang nrimo, yang rendah pengetahuannya, dan semuanya ini harus dilawan dengan politik mencerdaskan kehdiupan bangsa, yaitu poltik kemjuan, politik pembangunan bangsa atau dikenal denga Nation Building and Character Building.
3.                  Aksiologi Pemikiran Bung Karno
Nilai-Nilai Pokok dalam Aksiologi Pemikiran Bung Karno
            Aksiologi bagi suatu pemikiran ilmiah mengandung pengertian yang terkait dengan nilai, pertimbangan nilai, makna, dan manfaat pemikiran tersebut dalam berbagai persoalan kehidupan yang mencakup bidang politik, ekonomi, budaya, agama, etika, estetika, dan lain sebagainya. Aksiologi pemikiran Bung Karno adalah aksiologi perikemanusiaan, nilai-nilai yang dikembangkannya adalah nilai-nilai perikemanusiaan, karena sumbernya adalah the Social Conscience of Man.
            Nilai-nilai yang ingin ditegaskan oleh Bung Karno tidak berubah dari awal dan sangat tinggi konsistensinya, dari zaman penjajahan sampai zaman merdeka,kemerdekaan, kebangsaan, persatuan, perikemanusiaan yang hakiki, keadilan, dan nilai-nilai ketuhanan.
            Dalam praksis, nilai-nilai itu terkandung dalam ajaran Bung Karno : Tri Sakti. Secara konsisten ajaran itu diterapkan dalam tindakan Bung Karno untuk menegakkan kedaulatan negara (politik). Kedaulatan ekonomi dengan menerapkan prinsip ekonomi berdikari anti ketergantungan dan berusaha membangun ekonomi bumi putera, memperluas pasar dalam negeri. Prinsip yang dipegang adalah “Bertumbuh sendiri atas dasar hasil revolusi sendiri” atas dasar Selfpropelling Growth. Berdaulat dalam bidang politik dan ekonomi adalah nilai-nilai yang dipegang teguh dan berusaha diterapkan oleh Bung Karno selama menjadi Presiden RI pertama yang kemudian dituangkan dalam Deklarasi Ekonomi dan Pembangunan Nasional Semesta Berencana Tahapan Pertama Tahun 1961-1968.
            Nilai-nilai itu telah menjadi pegangan sejak tahun pertama kemerdekaan Indonesia. Sangat disadari bahwa makna kemerdekaan yang telah digenggam oleh bangsa Indonesia dalam berbagai sendi kehidupan, seperti yang diungkap oleh Bung Karno pada Pidato “Sekali Merdeka Tetap Merdeka” pada tanggal 17 Agustus 1965 di Yogyakarta. Kemerdekaan bagi Bung Karno memiliki nilai spiritual yang sangat tinggi, yang berkaitan dengan nilai ketuhanan.
            Makna merdeka bagi Bung Karno adalah suatu jembatan emas, dan diseberang jembatan itulah dilakukan apa saja yang menjadi cita-cita bangsa Indonesia untuk mencapai masyarakat adil dan makmur menuju masyarakat sosialis Indonesia. Indonesia merdeka adalah Political Independence, didalam Indonesia Merdeka kita memerdekakan rakyat Indonesia, kita memerdekakan hati bangsa kita.
            Pemaknaan Proklamasi dan Deklarasi Kemerdekaan yang diharapkan dapat memberi tuntunan, pengayiman, pegangan hidup, alat untuk memperingatkan pada penyelewengan, membangunkan kita dari ketertiduran kita, memberikan tenaga baru pada saat putus asa. Dengan demikian “Merdeka” menjadi nilai kunci dalam segala bentuk perjuangan untuk mendirikan masyarakat yang sempurna. Masyarakat yang kemudian membangun satu kesatuan antara otang dan tempat, antara bangsa dan tanah airnya. Oleh karena itu, konsep bangsa bagi Bung Karno adalah orang, manusia, masyarakat yang hidup dalam wilayah tertentu, wilayah geopolitik, yang mempunyai kehendak atau kemauan untuk bersatu dan mengalami nasib yang sama.
            Pertimbangan nilai yang digunakan oleh Bung Karno dalam kaitannya dengan konsep kebangsaan yang dijadikan sebagai dasar negara sangat signifikan dan mudah sekali dijadikan dasar pemikiran bagi suatu nationale staat. Bung Karno hanya menunjuk dua nationale staat yang pernah ada di Indonesia yaitu pada zaman kerajaan Sriwijaya dan kerajaan Majapahit.
            Menurut Bung Karno, demokrasi adalah jalan yang amat penting yang perlu dilalui dalam mencapai sosialisme Indonesia. Berdasarkan realitas kehidupan berbagai etnis dan suku di Indonesia dan pemahaman sejarah sosial bangsa Indonesia. Bung Karno menekankan bahwa demokrasi Indonesia berbeda dengan demokrasi yang dikembangkan di Barat. Demokrasi yang perlu dikembangkan di Indonesia adalah sosio-demokarasi atau demokrasi masyarakat yakni demokrasi yang tumbuh dan berkembang dalam realitas sosial masyarakat Indonesia. Oleh karena itu dalam penerapan demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Bung Karno memberikan nilai dan makna yang sesuai dengan harkat dan budaya bangsa Indonesia.
            Demokrasi menurut faham Bung Karno adalah pelaksanaan musyawarah, mufakat dan perwakilan sebenarnya telah tercakup baik pada Pembukaan UUD 1945 maupun sila keempat, mencerminkan kepribadian asli bangsa Indonesia.
E.     Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
1.      Pemikiran Bung Karno yag didasari oleh perspektif filsafat ilmu
a.       Ontologi pemikiran Bung Karno,yang menggambarkan tentang kehadiran,sejarah eksistensi,asas pemikiran,dan berbagai konsekuensi pemikiran,antara lain dapat dirumuskan beberapa hal pokok sebagai berikut:
·                Pemikiran Bung Karno bersumber dari tuntunan budi nurani manusia,atau Social Conscience of Man.Tuntutan untuk merdeka dari segala penindasan, eksploitasi,dan penjajahan. dan inilah yang menjadi dasar dan tujuan atau cita-cita revolusi Indonesia.
·                Asas pokok adalah persatuan segala bentuk kekuatan yang nyata ada dan bersifat revolusioner,Nasionalisme,Islamisme,Marxisme
·                Sosionasionalisme dan sosio-demokrasi,faham kebangsaan dan demokrasi kemasyarakatan,yang dalam segala hal menyelamatkan seluruh masyarakatdan 2 faham satu nafas yaitu budi nurani manusia.
·                Marhaenisme adalah asas dan cara perjuangan menuju hilangnya kapitalisme,imperialisme, dan kolonialisme.
·                Semboyan yang digunakan dalam revolusi Indonesia adalah freedom to be free yang lebih asasi dari freedom of speech,freedom of creed,freedom of want,freedom from fear.
·                Asas perjuangan disusun berdasar atas realitas sosial bahwa  tanpa melakukan perlawanan secara revolusioner terhadap feodalisme,kapitalisme,imperialisme dan kolonialisme, sangat tidak mungkin membebaskan anak manusia dari kemiskinan,kebodohan dan keterbelakangan,dan penindasan.
·                Strategi perjuangan,sebagai wahana untuk mendidik dan membangun kesadaran politik rakyat.
·                Pancasila,dengan kesadaran Bhineka Tunggal Ika,maka pancasila digunakan sebagai ideologi pemersatu bukan hanya perekat bangsa,tetapi juga pandangan hidup bangsa.
·                Gerakan non blok yang dimulai konferensi asia afrika yang menghasilkan dasasila Bandung
·                Tesis Bung Karno tentang perubahan imperialisme tua menjadi imperialisme modern
·                Ajaran Bung Karno dalam pembangunan adalah berbasis pada Nation and Character Building,dengan semangat trisakti.

b.      Beberapa ungkapan contoh dari pemikiran epistemologi Bung Karno :
·         Untuk memahamiMarhaenisme Bung Karno dibutuhkan 2 syarat yaitu mempelajari marxisme,dan mempelajari situasi,kondisi masyarakat Indonesia
·         ajaran perjuangan menghendaki perluasan,pendalaman,pengembangan di medan praktek perjuangandan bersama dengan rakyat marhaen.
·         Marhaenisme adalah guide to action,guide for action,guide of action.
·         Dialog yang dilakukan untuk merumuskan berbagai pemikirannya
·         Bung Karno mengajarkan tiada kemerdekaan tanpa nasionalisme,tiada kemerdekaan tanpa persatuan bangsa,tiada kemerdekaan tanpakekuasaan,tiada kemerdekaan tanpa keinsafan tanpa kekuasaan
c.       Beberapa contoh aksiologi pemikiran Bung Karno:
·      Sangkut paut erat antara proklamasi kemerdekaan dan pembukaan undang undang dasar 1945
·      konsep kebangssaan
·      konsep demokrasi
2.        Beberapa strategi perjuangan Bung Karno untuk pembebasan dari penindasan, eksploitasi kapitalis dan imperialistis serta untuk menciptakan perdamaian dunia adalah :
·           Pada tataran internasional Bung Karno berusaha membangun kekuatan politik dengan menggalang kekuatan Negara Negara dunia ketiga dalam kekutan ployik non blok.
·           Untuk tidak tergantung kepada kapitalis dan imperialis,bing karno berusaha menegakkan kedaulatan ekonomi dengan prinsip self help dan self reliance.
·           Dalam bidang budaya diupayakan berkepribadian dalam kebudayaan.

Saran
Demikianlah dari kajian ilmiah ini kiranya telah terungkap bahwa sesungguhnya pemikiran atau ajaran Bung Karno mengandung syarat syarat keilmuan baik dipandang dari segi substansi maupun cara cara,dan nilai-nilai serta makna yang terkandung dalam berbagai pemikirannya.Yang tidak cukup kuat dalam sifat-sifat keilmuan pemikiran Bung Karno adalahsistematika yang sangat didasari tidak memungkinkan disusun oleh Bung Karno sendiri,karena sejak muda sudah terlibat dalam berbagai kancah perjuangan bangsa Indonesiasecara langsung.Bung Karno memang tidak berkecimpung dalam kehidupan kampus,dan mestinya ada orang lain yang bertugas untuk menyusunnya.Kajian ilmiah ini memang terfokus pada apa yang dipikirkan oleh Bung Karno dan bukan merupakan kajian komparatif untuk dibandingkan dengan berbagai pemikiran orang lain.Mungkin dalam kesempatan lain akan ada peluang untuk mengkaji pemikiran Bung Karno secara komparatif.
            Dengan demikian perspektif pemikiran Bung Karno sangat cocok diterapkan dalam keadaan Indonesia yang sekarang ini.Melihat kondisi Indonesia yang sekarang ini mulai luntur kepribadian bangsa,pemikiran pemikiran Bung Karno sangat tepat di terapkan dalam kalangan muda bangsa Indonesia.Dan seharusnya pemerintah sekarang lebih berkaca pada sosok Bung Karno yang begitu cerdas pemikirannya dalam menata bangsa Indonesia,selain menjadi pemimpin bangsa ini Bung Karno pun tidak pernah lupa dari sejarah dan nilai budaya dalam bangsa ini.  
Daftar Pustaka
Effendi, Tadjuddin Noer, dkk. 2004. Perspektif pemikiran bung Karno. Jakarta : Lembaga Putra Fajar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar