INDONESIAKU
“SANG ZAMRUD KHATULISTIWA”
Tempat
dimana kita lahir, tumbuh , berkembang, hidup, dan mungkin mati adalah di tanah
air kita tercinta Indonesia. Tanah yang orang-orang bilang adalah tanah surga,
dimana tanah Indonesia begitu subur dan menyimpan sumber daya alam yang begitu
melimpah. Rakyatnya yang beragam, multikultur, bersuku-suku, semakin menambah
keindahan kekayaan Indonesia bukan dari segi alam saja tapi juga kebudayaannya.
Indonesia dijuluki zamrud khatulistiwa, zamrud
berarti permata hijau. Dimana hijau identik dengan alam dan kesuburan sedangkan
khatulistiwa dikarenakan letak Indonesia yang berada tepat di garis
khatulistiwa.
Memang
Indonesia terkenal kaya, kita hidup dalam negara yang bergelimang kekayaan
alamnya namun disamping itu rakyatnya masih banyak yang terpuruk dalam
kemiskinan. Pancasila sebagai penyatu dan perekat rakyat Indonesia yang
berbeda-beda dan beragam menjadi satu kurang dipahami, dikhayati, dan diamalkan
dengan baik dalam kehidupan sehari-hari. Akhirnya timbul berbagai masalah dalam
negeri ini.
Begitu
banyak dan mungkin teramat banyak. Tanggung jawab siapa?. Semua adalah bukan
semata tanggung jawab pemerintah, tetapi siapapun itu yang mengaku orang
Indonesia. Tanggung jawab kita semua.
Begitu
banyaknya masalah di negeri ini apakah mungkin bisa diatasi?. Jelas bisa. Pada
dasarnya bukan hanya negara kita saja yang punya masalah, namun semua negara di
dunia inipun pasti punya masalah. Yang membuat berbeda adalah bagaimana negara
tersebut menyikapi dan memecahkan masalah-masalahnya. Memang berat kalau
membayangkan kita memberesi pekerjaan rumah negara kita yang menumpuk, tapi apa
salahnya kalau alon-alon asal kelakon.
Setiap orang pasti punya mimpi, tidak
salah jika kita memiliki mimpi yang begitu banyak dan besar. Mimpi untuk negeri
ini menjadi lebih baik. Mimpi melihat sang garuda terbang tinggi di langit
bebas.
Yang pertama adalah mimpi terhadap
dunia pendidikan kita. Dimana kita sebagai orang-orang yang sedikit lebih
beruntung dapat mengenyam pendidikan di perguruan tinggi seharusnya memiliki
kepedulian terhadap nasib dunia pendidikan di negara kita. Di Indonesia, masih
banyak orang yang buta huruf dan tidak bisa membaca apalagi menulis. Yang tidak
bisa sekolah banyak, yang putus ditengah jalanpun tidaklah sedikit. Alasan
utamanya adalah biaya. Pemerintah sudah mencanangkan program ini itu, namun
hasilnya tetap tidak bisa dianggap tuntas.
Indonesia minimal bebas dari kata
buta aksara atau buta huruf. Semua orang di Indonesia yang muda, yang tua, yang
tinggal di kota besar sampai desa yang terpencil bisa membaca agar semua rakyat
kita bisa mengetahui indahnya dunia dengan tulisan. Semua warga negara kita bisa
menulis, semua sekolah dengan baik, dan bisa menikmati apa yang disebut ilmu
pengetahuan.
Bayangkan jika semua generasi
penerus bangsa dapat bersekolah dan menguasai ilmu pengetahuan serta dididik
menjadi manusia yang dapat berlaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, betapa
Indonesia bukan hanya mempunyai permata hijau (karena kesuburan dan kekayaan
alamnya), namun juga memiliki permata-permata lain yang akan lebih membuat
Indonesia terlihat cemerlang dan indah di mata dunia, salah satunya adalah anak-anak
Indonesia.
Sistem
pendidikan. Tidak selalu berkiblat ke arah barat, toh kemampuan berfikir orang
Indonesia tidak jauh berbeda dengan mereka. Kitapun bisa bersaing bahkan
mengungguli mereka. Perbaikan sistem pendidikan Indonesia agar bisa menciptakan
calon-calon pemimpin yang arif dan bijaksana.
Beasiswa. Pemerintah telah
memberikan beasiswa sekolah baik untuk yang berprestasi maupun yang tidak
mampu. Sebagai salah satu contohnya adalah beasiswa pendidikan bagi mahasiswa
tidak mampu namun berprestasi atau Bidik Misi yang diberikan kepada mereka yang
berprestasi secara akademik namun kurang mampu secara finansial yang akan
melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Kenyataannya orang mampu bisa dapat
bidik misi, lebih parah lagi kalau mampu secara finansial, tidak berprestasi
pula. Kurang tepat sasaran. Semua beasiswa haruslah tepat sasaran, toh sudah
ada porsinya masing-masing, yang buat berprestasi dan ada pula untuk yang
kurang mampu.
Tidak ada orang tua yang malah
melarang anaknya untuk sekolah dengan alasan biaya lagi. Tidak ada lagi orang
tua yang lebih mementingkan uang daripada masa depan anak. Yang mengenyam
pendidikan sekolah dengan baik, jangan lagi ada kata tawuran antarpelajar
sekolah, demo mahasiswa yang ujung-ujungnya ricuh, dana pendidikan dikorupsi,
bangunan sekolah yang roboh, penyalahgunaan narkoba dan pergaulan bebas di kalangan
para pelajar, dan yang pasti adalah jangan ada lagi anak Indonesia yang putus
sekolah.
Gedung-gedung sekolah yang
kondisinya sudah memprihatinkan diperbaiki. Apalagi di daerah pedesaan yang
kondisi sekolahnya sangat berbanding terbalik dengan megahnya gedung DPR dan
gedung pemerintahan lainnya. Agar setiap anak Indonesia bisa menuntut ilmu
dengan nyaman dan tenang.
Yang terdengar hanya kabar anak-anak
Indonesia dengan segudang prestasinya. Anak Indonesia yang memiliki segudang
bakat dan mampu berbicara dalam kancah dunia. Anak-anak Indonesia yang belajar
di luar negeri bisa kembali mengabdikan diri untuk Indonesia. Anak-anak
Indonesia yang memiliki nasionalisme yang tinggi dan selalu berpegang teguh
pada nilai-nilai pancasila. Yang pasti anak-anak indonesia bersekolah, bukan
menjadi pengamen dan berkeliaran di jalanan. Dan juga masyarakat Indonesia
lebih menghargai bakat dan kemampuan anak-anak Indonesia. Banyak anak Indonesia
yang cerdas dan pintar, yang pasti anak-anak Indonesia yang pintar jangan pernah
mau dibodohi oleh kepintarannya. Selalu bangga Indonesia menjadi tanah airnya.
Ada banyak kisah mengenai
orang-orang Indonesia yang begitu pintar dan cerdas, namun bukannya hidup di
Indonesia tetapi di negara lain. Itu disebabkan karena mereka merasa lebih
dihargai oleh negara lain daripada oleh negaranya sendiri. Kepintaran dan
kejeniusan mereka lebih terpakai di luar negeri daripada di Indonesia.
Seperti
contoh mantan presiden RI ketiga yaitu Baharudin Jusuf Habiebie. BJ Habiebie
adalah orang pintar, ia memiliki IQ 200, padahal ilmuwan terkenal seperti Sir
Isaac Newtonpun hanya memiliki IQ 190. Meraih gelar doktornya dengan predikat
sangat sempurna dan sekarang ia adalah pemilik 46 hak paten di bidang
aeronautika. Dimana dia sekarang? Di Jerman, bukan di Indonesia.
Contoh
lain adalah Ken Sutanto yang berasal dari Medan. Saat ini menjadi dekan salah
satu perguruan tinggi ternama di luar negeri yang selama berdiri baru kali ini
dipimpin seorang asing, Ken sutanto. Dimana dia sekarang? Di Jepang.
Ada juga mantan menteri keuangan
kita Sri Mulyani. Dengan perhitungannya dia dapat mengatur bahkan meningkatkan
keuangan negara. Dimana dia sekarang? Dia menjabat sebagai salah satu direktur
di world bank (Bank dunia).
Masih banyak lagi orang-orang
indonesia yang jenius di luar sana, bekerja untuk negara lain, dan mencari
penghidupan disana. Karena di negaranya sendiri kurang dihargai dan
kemampuannya tak terpakai. Indonesia, jangan lagi biarkan dan jangan lagi
terulang merelakan serta melepaskan begitu saja orang-orang jenius seperti
mereka. Orang pintar, jujur, dan amanahlah yang kita butuhkan bukan malah kita
lepas dan kita sia-siakan.
Kemudian sarana dan prasarana atau
infrastruktur di Indonesia. Sarana umum terjaga dengan baik sehingga dapat digunakan
secara baik pula. Tidak rusak atau dicuri. Dan yang paling penting adalah
kebersihan. Indonesia bersih. Perilaku hidup bersih dan tidak lagi membuang
sampah sembarangan. Tidak lagi buang sampah seenaknya.
Jalan-jalan tidak lagi berlubang,
jembatan-jembatan tidak mudah ambruk hanya karena dana proyek pembangunannya
yang dikorupsi, angka kecelakaan di jalan raya menurun dan setiap orang bisa
nyaman serta aman dalam perjalanan selamat sampai tujuan.
Sarana dan prasarana kesehatan yang
baik, dan penggunaan askes atau jamkesmas yang tepat. Tidak lagi ada
pasien-pasien yang ditolak dirumah-rumah sakit hanya karena masalah biaya,
tidak ada lagi nyawa-nyawa yang melayang karena malpraktek. Tidak ada
diskriminasi antara si kaya dan si miskin, sehingga tidak muncul wacana “Orang
miskin dilarang sakit.”
Orang-orang
Indonesia tidak perlu jauh-jauh ke luar negeri untuk berobat hanya karena
fasilitas kesehatan dalam negeri tidak bisa memenuhi kebutuhan masyarakat akan
kesehatan. Kesehatan memang bukan segala-galanya, namun tanpa kesehatan
semuanya menjadi tidak berarti.
Perusahaan dan pabrik-pabrik juga
disiplin dalam pembuangan sampah industri atau limbah. Tidak membuangnya ke
sungai dan akhirnya mencemari sungai. Mengerikan sekali jika melihat sungai
yang sebenarnya isinya air berubah menjadi sungai limbah atau sungai sampah.
Jumlah pengangguran di indonesia
menurun. Dikarenakan bertambahnya peluang kerja serta lapangan pekerjaan.
Selain itu juga karena semakin banyaknya orang-orang yang sukses berwirausaha.
Tidak ada lagi demo-demo buruh yang menuntut kebijakan.
Hutang Indonesia yang sudah
terlanjur menumpuk bisa dilunasi sedikit demi sedikit dan hutang baru tidak
bertambah banyak. Pemerintah bisa memaksimalkan sumber-sumber pendapatan negara
dari berbagai sektor dengan tetap memperhatikan berbagai aspek salah satunya
adalah kepentingan dan kesejahteraan rakyat.
Masyarakat indonesia tertib mematuhi
peraturan yang berlaku. Disiplin dan mampu bersikap sesuai norma dan aturan.
Contoh kecilnya adalah disiplin waktu. Kalau bisa on time kenapa harus
terlambat, kalau bisa berangkat dan datang lebih awal kenapa harus akhir, kalau
tidak bisa bangun pagi kenapa malamnya harus begadang. Disiplin bukan karena
paksaan, takut, atau malu tapi disiplin yang memang menjadi kesadaran.
Masyarakat yang tertib dan patuh.
Contohnya dalam berkendara di jalan raya. Kenapa kalau lampu lalu lintas
berwarna orens (yang berarti akan segera lampu merah) kendaraan bukannya
memperlambat kecepatan malah semakin kencang. Banyak lagi kendaraan yang sudah
jelas-jelas lampu merah (tanda berhenti) masih saja menerobos. Bukankah itu
wujud masyarakat kita kurang tertib dalam berkendara. Coba saja jika kita lebih
tertib dan sedikit sabar, akan sedikit mengurangi angka kecelakaan lalu lintas.
Disiplin itu indah.
Kemudian citra buruk politik
nasional bisa diperbaiki dan kondisi politik di negeri ini bisa lebih dinamis. Bisa
lebih sehat dan bersih sehingga kepercayaan masyarakat terhadap politik
meningkat. Masyarakat kita bisa lebih rasional dan cerdas dalam memilih partai,
wakil rakyat, maupun menilai politisi. Mana yang terkenal karena banyak
korupsinya atau karena kadernya yang berasal dari kalangan selebritis ternama
dan mana yang terkenal karena prestasinya. Politik Indonesia lebih sering
dikotori oleh tindakan KKN, tentunya bukan Kuliah Kerja Nyata, melainkan
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.
Korupsi
bisa diberantas bersih sampai akar-akarnya. Tidak peduli anak pejabat ataupun
konglomerat. Diberi efek jera dan jangan sampai terjadi para koruptor yang
ditangkap bisa tersenyum-senyum didepan masyarakat seolah-olah layaknya manusia
tanpa dosa. Jangan karena mereka banyak uang lantas mereka kebal hukum. Dalam
UUD 1945 menyatakan Indonesia adalah negara hukum, jadi jika masih ada kata
hukum bisa dibeli dengan uang berarti pernyataan tersebut hanya sekedar
kata-kata dalam undang-undang kita.
Tidak lagi ada orang yang hanya karena dituduh
mencuri sandal jepit, buah atau sesuatu yang sebenarnya bernilai kecil dan
tidak merugikan masyarakat dipenjara dengan alasan keadilan atau hukum
ditegakkan tidak pandang bulu. Sedangkan yang sudah merugikan negara kita
bermilyar-milyar bisa tetap menghirup udara bebas, jalan-jalan sampai ke luar
negeri, mobilnya banyak. Makhluk yang serakah, memperkaya diri sendiri, dan
merugikan negara itu harus mendapatkan imbalan yang setimpal.
Tidak ada lagi orang yang berkata,
“Di Indonesia, koruptor merupakan profesi yang menjanjikan, semuanya bisa
dikorupsi mulai dari korupsi yang nilainya Rp 1000,- sampai yang
bermilyar-milyar, korupsi nampak sudah menjadi budaya, bagaimana bisa bersih
dari korupsi, para penegak hukum dan pemberantas korupsinya saja korupsi.”
Walau sedikit berat dan sulit, korupsi
bisa diatasi. Yang katanya korupsi sudah menjadi budaya tidak lagi jadi
kebiasaan. Para penegak hukum bisa melaksanakan tugasnya dengan baik dan para
pemberantas korupsi bisa menyapu bersih para koruptor dan membuat mereka merasa
jera dan merasakan pahitnya hidup dalam penjara selama bertahun-tahun bahkan
seumur hidup.
Hukum di indonesia bisa adil dan
tidak dengan mudah dibeli dengan uang. Yang benar tetap benar, yang salah tetap
salah. Bukan menjadi terbalik-balik, yang benar menjadi salah, yang salah malah
menjadi benar. Penegakan hukum di Indonesia tidak terus melemah bahkan terus
meningkat. Demokrasi negara kita semakin maju. Para penegak hukum bisa
melaksanakan tugasnya secara jujur dan benar-benar benar. Sehingga kepercayaan
masyarakat terhadap hukum meningkat.
Tidak
ada diskriminasi dalam penegakan hukum. Yang memiliki segudang rupiah kalau
salah ditindak, bukan malah dibenar-benarkan, yang miskin kalau memang benar
tidak disalah-salahkan. Tidak ada diskriminasi antara penegakkan hukum si
pencuri sandal jepit dengan para koruptor yang merugikan uang negara. Yang
paling penting adalah HUKUM INDONESIA TIDAK TAJAM KE BAWAH DAN TUMPUL KE ATAS.
Indonesia begitu dikenal sebagai
paru-paru dunia karena hutannya yang kaya akan tumbuhan-tumbuhan yang beragam.
Tidak ada lagi hutan yang terbakar karena ulah tangan manusia baik yang sengaja
maupun tidak, karena kebakaran hutan dapat menyebabkan global warming dan
berkurangnya jumlah hutan Indonesia.
Indonesia
tidak terus menerus kehilangan berhektar-hektar hutan karena illegal logging
atau pembalakan liar. Hutan Indonesia begitu luas dan tidak lagi dirusak oleh
tangan-tangan tidak bertanggung jawab. Dan kalaupun ada para perusak hutan
ditindak tegas.
Didalam
hutan hidup berbagai pohon atau tumbuhan dan binatang-binatang maka dari itu hutan
kita dijaga dengan baik dan nasib satwa-satwa yang hidup didalamnya tetap aman,
pohon-pohon tidak ditebangi sehingga hutan tetap terjaga kehijauannya. Dan
dapat meminimalisir terjadinya banjir karena hutan berfungsi sebagai penyimpan
air tanah.
Pertanian Indonesia semakin
berkembang. Petani-petani tidak lagi mengeluh masalah harga pangan. Indonesia
kembali dikenal sebagai lumbung padi ASEAN bahkan dunia serta sebagai negara
agraris yang tidak gemar impor produk pangan dari negara lain. Beras tidak
terus-menerus impor dari tetangga sebelah. Sawah dan ladang Indonesia begitu
luas, potensi alam Indonesia yang begitu besar dan dahsyat, itu semua bisa
dimaksimalkan untuk memenuhi kebutuhan rakyat kita.
Lahan pertanian tidak banyak diubah
menjadi mall/pusat perbelanjaan, perumahan, jalan tol, dan lain-lain. Karena
jika lahan pertanian kita semakin berkurang maka akibatnya kita tidak dapat
memenuhi kebutuhan akan pangan sehingga ujung-ujungnya impor dari negara lain.
Yang terpenting adalah Indonesia tidak gemar impor sana sini, apa-apa diimpor,
tapi Indonesia mampu memenuhi kebutuhan dengan tidak banyak impor serta banyak
melakukan ekspor.
Indonesia
itu zamrud khatulistiwa, permata hijau yang terkenal karena kesuburan dan
kekayaan alamnya, kalau hutan Indonesia habis dan pertanian Indonesia buruk
sampai-sampai beras masih impor, lantas akan jadi permata warna apa.
Lalu
sebagai negara maritim yang perairannya yang luas, Indonesia tidak lagi
kehilangan banyak ikan atau terumbu karang yang rusak hanya karena akibat
tangan-tangan orang-orang perusak.
Indonesia
memiliki ribuan pulau yang eksotik, jangan lagi ada pulau-pulau Indonesia yang
dijual kepada orang asing yang hanya bisa merusak keeksotikan pulau kita. Biarkan
pulau kita tetap cantik, indah, dan digilai para wisatawan asing.
Masyarakat Indonesia tidak lagi gila
shopping di luar negeri, menghambur-hamburkan uang untuk keperluan yang
sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan, ataupun gemar berkeliling Eropa atau
negara-negara lainnya daripada berkeliling Indonesia. Masyarakat Indonesia
menjadi lebih menghargai produk lokal dan tidak selalu kebarat-baratan. Tidak
yang selalu dibangga-banggakan dan dipamer-pamerkan adalah produk impor dari
luar negeri, tapi produk asli Indonesia.
Tanah Indonesia yang terkenal tanah
surga yang memiliki kekayaan alam yang sudah tak ternilai harganya tidak lagi
dikeruk dan dikuasai oleh asing. Memprihatinkan jika kekayaan Indonesia malah
dikuasai asing dan kita tidak mendapat apa-apa atau hanya mendapat sekian
persen yang jelas-jelas tidak ada harganya sama sekali.
Budaya. Indonesia selain kaya
alamnya, kaya juga budayanya. Jangan lagi-lagi barat menjadi panutan dan
mengubah gaya hidup kita menjadi konsumtif atau cenderung tidak sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila.
Batik, gamelan, angklung, kain tenun
dan kebudayaan Indonesia lainnya dapat terus mendunia. Pulau Komodo yang sudah
menjadi 7 keajaiban baru serta semua objek wisata di Indonesia terjaga
kebersihan dan keindahannya.
Tidak ada lagi klaim-klaim budaya
Indonesia yang dilakukan oleh negara lain. Masyarakat Indonesia tidak
gembar-gembor dan marah-marah jika budayanya sudah diklaim negara lain, tapi
senantiasa bangga, menjaga, dan melestarikan budaya lokal asli Indonesia. Tidak
menganggap budaya lokal tidak gaul atau ketinggalan jaman.
Jangan lagi ada orang Indonesia yang
lebih senang dan tergila-gila dengan musik dari negara lain daripada musik
dalam negeri yang sebenarnya tidak kalah kualitasnya dengan negara-negara lain.
Para musisi kita lebih kreatif dan bisa menciptakan lagu yang memiliki
musikalitas yang tinggi. Tidak bernyanyi secara lypsinc yang semata-mata membohongi
publik dan seolah-olah memakan gaji buta. Tidak marak lagi para plagiator
dengan plagiatismenya dalam dunia musik Indonesia. Karena itu jelas-jelas
melanggar dan mencuri hak cipta orang lain. Hanya akan membuat musik Indonesia
terlihat membosankan dan miskin kreatifitas. Industri musik kita tidak
berpatokan pada laku atau tidak laku/hanya mementingkan mencari keuntungan yang
sebesar-besarnya.
Perfilman indonesia semakin maju dan
berkualitas. Sinetron-sinetron indonesia tidak lagi dicaci hanya karena monoton
atau miskin cerita. Sinetron kita bisa mendidik dan memberi manfaat yang
positif.
Kemudian di bidang olah raga kita
bisa membenahi dan memperbaiki kondisi segala hal sehingga para atlet kita bisa
lebih berprestasi baik dalam negeri maupun internasional. Sebagai salah satu
contoh yaitu kondisi persepak bolaan Indonesia. Tidak akan terulang lagi
terjadinya dualisme liga ataupun konflik antarpengurus PSSI. Tidak ada lagi
pemain yang bermalas-malasan atau mogok main/latihan hanya karena gajinya yang
selama berbulan-bulan belum dibayar oleh klub. Tidak ada lagi kasus pemain
asing maupun lokal yang meninggal dunia dengan kondisi memprihatinkan yaitu
dikarenakan sakit keras dan tidak ada biaya hanya karena gajinya belum dibayar.
Suporter sepakbola tanah air semakin
dewasa dan tidak lagi rusuh serta tawuran. Setiap warga kita bisa menikmati
permainan sepakbola yang indah dengan aman dan nyaman tanpa ada rasa takut atau
was-was. Dan yang menonton secara tidak langsung (melalui siaran televisi) bisa
menonton dengan tenang, tidak lagi ada siaran pertandingan sepakbola yang
diacak.
Pengurus sepak bola kita tidak lagi berebut
kekuasaan, berantas bersih mafia sepak bola, tidak ada lagi wasit yang memimpin
jalannya pertandingan berlaku tidak adil hanya karena mau di bayar dan disuap
dengan rupiah, tidak ada lagi perjudian dalam sepak bola kita. Tim nasional
sepakbola kita bisa berjaya di setiap event bergengsi internasional dan
mengharumkan nama bangsa. Iklim sepak bola dalam negeripun menjadi lebih baik
sehingga kualitas sepak bola Indonesia tidak lagi diremehkan oleh negara lain. Pembenahan
bukan hanya di bidang sepak bola saja, tetapi tentu juga untuk semua cabang
olah raga di Indonesia.
Dalam bidang agama, Indonesia adalah
negara muslim terbesar di dunia. Tetapi dengan sebutan itu Indonesia tetap bisa
menjaga kerukunan antarumat beragama. Sehingga setiap orang bisa menjalankan
ibadahnya masing-masing dengan aman dan nyaman. Terkadang perbedaan bisa memicu
konflik namun perbedaan itu indah jika setiap individu bisa hidup berdampingan
dengan rukun dan damai. Saling toleransi dan menghargai baik sesama umat beragama
maupun antarumat berbeda agama.
Masih banyak hal lain yang Indonesia
bisa lakukan. Ayo Indonesia bisa! Indonesia adalah Macan Asia. Walaupun orang-orang
bilang Indonesia adalah memang Macan Asia namun sedang tertidur lelap, tetapi
Indonesia bisa! Macan yang sedang tertidur pasti bangun dan kembali menjadi
macan yang penuh keberanian dan ditakuti.
Kembali menjadi “Sang Zamrud
Khatulistiwa” yang dengan kehijauannya dapat membuat segenap mata dunia
terpesona akan keindahannya. Permata hijau yang memancarkan kilaunya ke seluruh
penjuru dunia. Dan dunia mengenal bukan dengan Bali saja, tetapi Indonesia.
Dengan
rakyatnya yang hidup damai, rukun, dan saling menghargai, generasi penerusnya
yang dapat bersekolah dan menjadi calon pemimpin idaman masa depan, dengan
iklim politik yang bersih dan jauh dari korupsi, penegakkan hukum yang adil,
pertaniannya yang subur dan maju, perairannya yang kaya akan biota laut,
hutannya bukan lagi menjadi penyebab global warming (karena adanya pembakaran)
akan tetapi menjadi paru-paru dunia, sarana dan prasarana yang memadai, tidak
banyak warganya yang berprofesi sebagai pengacara (pengangguran banyak acara)
dan hutangnya yang tidak terus menumpuk.
Indonesia
kaya raya. Sumber daya alam yang melimpah diimbangi juga dengan sumber daya
manusianya yang tak tertinggal. Semua sektor pembangunan dapat dimaksimalkan
dengan baik. Negara agraris yang tidak lagi impor pangan dari luar negeri. Negara
yang mandiri dan mampu menghidupi rakyatnya. Negara maritim yang terkenal
perairannya indah dan terjaga dengan baik. Negara seribu pulau yang pulaunya
eksotik dan banyak dipuja dan dipuji oleh negara lain. Negara yang kaya juga
akan budayanya, yang karena sangat kayanya negara-negara lain iri dan berusaha
mengklaim kebudayaan-kebudayaan asli Indonesia. Indonesia yang mempunyai batik
yang indah dan diakui oleh dunia internasional. Selain itu Indonesia juga
memiliki candi yang bersejarah. Dan masih banyak lagi yang Indonesia punya.
Sang zamrud khatulistiwa bisa menjadi hebat dan besar di mata dunia! Macan Asia
pasti bangun!
ABITA...Aku
Bangga Indonesia Tanah Airku...
bagus gan, enak juga jadi warga indonesia
BalasHapus