BUAH PEMIKIRAN BUNG KARNO
A. Latar Belakang
Soekarno, Presiden pertama Republik Indonesia
yang biasa di panggil Bung Karno adalah sosok orang terpenting dalam sepanjang
catatan sejarah memerdekaan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Beliau
adalah proklamator kemerdekaan indonesia bersama Mohammad Hatta pada tanggal 17
Agustus 1945. , beliau merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan PNI (Partai Nasional
lndonesia) pada 4 Juli 1927, dengan tujuan Indonesia Merdeka. Akibatnya,
Belanda, memasukkannya ke penjara Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929.
Delapan bulan kemudian baru disidangkan. Dalam pembelaannya berjudul Indonesia
Menggugat, beliau menunjukkan kemurtadan Belanda, bangsa yang mengaku lebih
maju itu.
Pembelaannya
itu membuat Belanda makin marah. Sehingga pada Juli 1930, PNI pun dibubarkan.
Setelah bebas pada tahun 1931, Soekarno bergabung dengan Partindo dan sekaligus
memimpinnya. Akibatnya, beliau kembali ditangkap Belanda dan dibuang ke Ende,
Flores, tahun 1933. Empat tahun kemudian dipindahkan ke Bengkulu.
Setelah
melalui perjuangan yang cukup panjang, Bung Karno dan Bung Hatta
memproklamasikan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Dalam sidang BPUPKI
tanggal 1 Juni 1945, Ir.Soekarno mengemukakan gagasan tentang dasar negara yang
disebutnya Pancasila. Tanggal 17 Agustus 1945, Ir Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Dalam sidang PPKI, 18 Agustus 1945
Ir.Soekarno terpilih secara aklamasi sebagai Presiden Republik Indonesia yang
pertama.
Sebelumnya,
beliau juga berhasil merumuskan Pancasila yang kemudian menjadi dasar
(ideologi) Negara Kesatuan Republik Indonesia. Beliau berupaya mempersatukan
nusantara. Bahkan Soekarno berusaha menghimpun bangsa-bangsa di Asia, Afrika,
dan Amerika Latin dengan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955 yang
kemudian berkembang menjadi Gerakan Non Blok.Setelah beliau wafat, Pemerintah
menganugerahkannya sebagai "Pahlawan Proklamasi".
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana pemikiran Bung Karno yang
didasari oleh perspektif filsafat ilmu?
2.
Bagaimana strategi perjuangan yang
dicetuskan oleh Bung Karno?
C. Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui berbagai pemikiran Bung
Karno yang didasari perspektif filsafat ilmu.
2.
Menjelaskan strategi perjuangan yang
dicetuskan Bung Karno.
D.
Pembahasan
1.
Ontologipemikiran Bung Karno
Asas Pemikiran
Pemikiran Bung Karno sarat dengan
muatan nilai-nilai kemanusiaan yang hakiki dan bersifat universal. Asas atau
prinsip utama pemikiran Bung Karno bersumber pada Tuntutan Budi Nurani Manusia
atau the Social Conscience of Man.
Sejak 1926, dalam konteks situasi
terjajah dan tidak adanya kekuatan untuk melawan penjajah, Bung Karno mencoba
menggali kekuatan politik yang tersedia serta dasar karakter kekuatan politik,
kemudian di cari landasan pemersatunya, dengan merumuskan kesamaan dari
berbagai perbedaan yang ada. Obsesi persatuan di gali dari Budi Nurani Manusia
yang paling mendasar, yaitu keinginan untuk bebas dari segala bentuk penindasan
dan ketidakadilan. Tulisan dan pemikiran Bung Karno tentang Nasionalisme,
Islamisme dan Marxisme, adalah pemikiran yang sangat berani pada jamannya,
karena mampu mengupas peluang bersatunya kekuatan yang tumbuh dari fahamyang di
sadari sangat berbeda.
Perlu di cari dasar yang kokoh untuk
mempersatukan semua kekuatan yang nyata dalam melawan kapitalisme, imperialisme
dan kolonialisme. Persatuan dari semua kekuatan yang revolusioner, yang
didasari oleh kesadaran akan perlunya digalang kekuatan melawan kekuasaan yang tidak terlawankan oleh masing-masing kekuatan
obyektif pada saat itu.
Ontologi pemikiran tentang persatuan
adalah pemikiran yang di hadirkan oleh Bung Karno saat itu, dan di anggap
merupakan pemikiran yang orisinil dan tinggi nilai kebenarannya. Dalam
membangun persatuan dicari landasan yang kokoh untuk bersatu, yaitu melawan
kekuatan yang sama. Kekuatan tersebut adalah kolonialisme yang menyengsarakan.
Suatu kebenaran tentang hakekat pemikiran yang tak terbantah namun belum banyak
digagas orang pada saat itu dan bahkan dianggap sebagai pemikiran yang
mustahil.
Konsekuensinya yaitu keharusan
hadirnya asas perlawanan bersama terhadap kapitalisme dan imperialisme , yang
merupakan kelengkapan asas persatuan untuk membangun kekuatan. Persatuan tanpa
pembangunan kekuasaan akan mandul, akan tetapi membangun kekuasaan tanpa
persatuan akan sangat rapuh. Apa yang ditulis Bung Karno mengenai hal itu perlu
mendapat perhatian dan menjadi pedoman perjuangan rakyat Indonesia.
Nasionalisme yang digali oleh Bung
Karno adalah Nasionalisme yang berperikemanusiaan dan berkeadilan, dan dengan
demikian melawan segala stelsel yang menyengsarakan rakyat. Dengan demikian
maka Nasionalisme yang dimaksud oleh Bung Karno adalah Nasionalisme yang juga
memberi hormat dan penghargaan terhadap perbedaan faham di antara bangsa
Indonesia yang masih menyadari akan apa yang sebenarnya dihadapi bersama.
Nasionalisme demikian adalah sosio nasionalisme. Asas ini bertentangan dengan
kapitalisme termasuk kapitalisme bangsa sendiri.
Dalam penggalian lebih lanjut
tentang sosio-nasionalisme, Bung Karno menemukan dan menekankan kekuatan
pendukung okok dalam perjuangan kemerdekaan yaitu kekuatan buruh yang langsung
berhadapan dengan modal asing, dengan kapitalisme, kolonialisme, dan
imperialisme. Tidak berarti bahwa kekuatan lain bangsa Indonesia tidak penting,
namun secara dialektis kekuatan yang dapat di anggap paling sadar dan menjadi
korban kekuasaan modal asing adalah kekuatan buruh.
Sosio-demokrasi dikatakan oleh Bung
Karno, timbul karena sosio-nasionalisme, sosio-nasionalis-me dan
sosio-demokrasi adalah dua asas yang bersumber dari satu nafas, yaitu budi
nurani manusia.
Asas marhaenisme, ideologi atau
ajaran Bung Karno. Bila di telusuri dari berbagai tulisan Bung Karno menandung
makna sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi. Sosio-nasionalisme adalah faham
yang mengandung faham kebangsaan yang sehat dan berdasarkan perikemanusiaan, persamaan
nasib, gotong royong, hidup kemasyarakatan yang sehat, kerjasama untuk mencapai
sama bahagia, tidak untuk menggencet dan menghisap. Jadi di dalam faham
kebangsaan itu harus ada semangat kerja sama dan gotong royong antar bangsa
Indonesia dan antara bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Lebih
tegas lagi yang di maksud Bung Karno adalah faham kebangsaan yang
berperikemanusiaan. Sosio-demokrasi adalah faham yang menjunjung tinggi
kedaulatan rakyat. Rakyat yang mengatur negaranya, perekonomiannya dan
kemajuannya supaya segala sesuatunya bisa bersifat adil, tidak membeda-bedakan
orang yang satu dengan orang yang lainnya. Rakyat menginginkan demokrasi
sosial, yaitu terlaksananya demokrasi politik dan demokrasi ekonomi.
Pikiran-pikiran dasar tentang
perjuangan rakyat Indonesia melawan kapitalisme, imperialisme dan kolonialisme
seperti yang di maksudkan dalam sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi
tersebut, kemudian di namakan sebagai suatu isme atau ideologi yang menggunakan
kata marhaen sebagai simbul kekuatan rakyat yang berjuang melawan segala sistem
yang menindas dan memelaratkan rakyat. Kata marhaen sendiri berasal dari nama
seorang petani miskin dan tertindas oleh sistem kapitalisme,
imperialisme/kolonialismedan feodalisme, kemudian digunakan untuk menamakan
isme atau ideologi perlawanan terhadap segala bentuk penindasan dan
penghisapan, yaitu marhaenisme. Penindasan dan oenghisapan akan hadir di muka
bimu ini dalam kurun waktu yang lama sepanjang hadirnya nafsu manusia, nafsu
kelompo dan nafsu bangsa. Jadi Marhaenisme adalah ajaran atau pemikiran Bung
Karnp secara keseluruhan, yang dapat dikatakan sebagai ideologi masa depan yang
universal.hal ini di dukung oleh kecenderungan yang fenomenal yang terjadi pada
tingkat nasional dan internasional, yaitu semakin canggih dan mengganasnya
bentuk-bentuk penindasan dan penghisapan yang sangat menyengsarakan kehidupan
rakyat. Sedangkan kaum marhan adalah kaum yang tertindas, terkungkung,
terhisap, dielenggarakn dn dimelaratkan oleh sistem yang tidak adil dan
menindas, yaitu kapitalisme, imperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk
dan manifestasinya.
Marhaenisme adalah teori politik dan
teori perjuangan rakyat marhaen, teori untuk mempersatukan semua kekuatan
revolusioner untuk membangun kekuatan, dan teori untuk menggunakan kekuasaan
melawan dan menghancurkan sistem yang menyengsarakan rakyat marhaen.
Marhaenisme menjadi teori revolusi yang mempertemukan kekuatan subyektif dan
obyektif revolusi untuk memerdekakan dan mensejahterakan rakyat marhaen.
Kekuatan subyektif adalah kehemdak rakyat, kehendaknya kaum marhaen untuk
mengadakan perubahan, sedangkan kekuatan obyektif adalah di luar kehendak kita
sendiri, di luar kehendak rakyat, di luar kehendak kaum marhaen. Bagaimana Bung
Karno sampai pada pemikiran tersebut, hal ini akan banyak di temukan di
epistemologi yang digunakan oleh Bung Karno untuk membahas mengapa suatu pikiran
atau kejadian dapat muncul, yaitu pemikiran dialektika sebagai bagian dari
historische materialisme.
Tidak mengherankan bila Bung Karno
muda dari awal berjuang senantiasa menegaskan tuntutan revolusi rakyat
Indonesia. Tidak hanya sekedar merdeka tetapi lebih jauh lagi dari itu, yaitu
memperjuangkan keadilan dan kebebasan sesuai dengan kodrat manusia dan hak
asasi manusia. Pikiran ini tercermin antara lain dalam pidato Bung Karno pada
17 Agustus 1961.
Perjuangan rakyat Indonesia yang
dikorbarkan oleh Bung Karno tidak hanya sebatas untuk sekedar merebut
kemerdekaan dari cengkerman kolonial, tetapi juga sebagai perjuangan aspirasi
kemanusiaan yang didalamnya terkandung perjuangan untuk menegakan harkat dan
martabat manusia. Asas ini mengandung suatu tujuan yang mendasar atau hakiki
sesuai dengan tuntutan budi nurani manusia pada umumnya, suatu tuntutan yang
bersifat universal, yang bertolak pada prispin kesederajadan(kesamaan) dan
keadilan(kebersamaan).
Marhaenisme yang merupakan teori
politik da teori perjuanga bagi rakyat Indonesia memperoleh bentu formalnya
sebagai filsafat dan dasar negara Republik Indonesia sejak tahun 1945, yaitu
sebagai Pancasila. Pancasila diyakini oleh Bung Karno sebagai pengangkatan yang
lebih tinggi dan hogere opterkking dari declaration of independence Amerika
dari Thomas Jefferson tahub 1776 dan Manifesto Komunis.
Untuk memperdalam obyek material
(gagasn atau gegenstand) Bung Karno berusaha menelusuri akar permasalahan yang
menjadi tuntutan budi nurani manusia. Menganalisis mengapa tuntutan itu
tidak/belum tercapai, dan berusaha memahami dengan mendekatkan diri dengan
realitas sosila serta mengamati secara empiris persoalan kemanusiaan melalui
pemahamn terhadap penderitaan rakyat.
Atas dasar itu kemudian Bung Karno
mengkontruksi suatu sitem pengetahuan yang digunakan sebagai metoda atau cara
pejuangan dan arah serta strategi perjuangan untuk mencapai Indonesia merdeka
dan mewujudkan cita-cita masyarakat adil dan makmur.
Asas Perjuangan
Untuk mengembangkan obyek formal
gagasan di atas, Bung Karno muda berupaya mebekali diri dengan pengetahuan
tentang sosialisme liberal, seluk beluk sistem imoerialisme, memahami kerangka
analisis (epistemologis) Marxian, memperkaya pengalaman empiris serta berusaha
memahami realitas sosial dinamika kehidupan masyarakat, nasional
maupuninternasional, pada awal pertengahan abad ke-20. Berdasarkan pengertahuan
itu, Bung Karno berusaha mengkontruksi sistem pengetahuan dan memformulasikan
metoda dan asas perjuangan untuk mencapai indonesia merdeka
Strategi perjuangan Bung Karno
Pada masa perjuangan mencapai
kemerdekaan di tataran nasional,semangat Marhaenisme dijadikan kekuatan
ideology dalam menggalang dan menyusun kekutan atau machtvoring dan mengarahkan
kekuatan masa aksi untuk melawan dan melepaskan diri dari penjajahan.Kesadaran
politik kolektif kaum marhaen yang tertindas dijadikan alat perekat
dalammembangun semangat kerja sama dan gotong royong untuk mencapai tujuan
perjuangan yaitu merebut kekuasaan dalam upaya melepaskan diri daribelenggu
kolonialisme,kapitalisme dan imperialism.Dengan penuh kesadaran Bung Karno
mendahulukan strategi dialog politik dengan masa rakyat sebagai wahana untuk
mendidik dan membangun kesadaran politikmereka. Kemudian menggerakkan massa
rakyat untuk melakukan perlawanan secara revolusioner dan radikal tanpa
kekerasan terhadap sistemkolonialisme,kapitalisme dan imperialisme.
Diambang pintu kemerdekaan bangsa
Indonesia,pemikiran Bung Karno yaitu marhaenisme menjadi sumber inspirasi
dalammerumuskan Dasar Negara Pancasila.Dalam merumuskan Pancasila,Bung Karno
berusaha menyatukan semua pemikiran dari berbagai tokoh dan golongan serta
membuang jauh jauh kepentingan perorangan,etnik maupun kelompok.Disadari
sepenuhnya oleh Bung Karno bahwa kemerdekaaan Indonesia adalah kemerdekaan
Indonesia tersebut,Bung Karno mengemukakan konsep dasar pancasila yang di
dalamnya terkandung semngat”semua buat semua” sebagia Dasar Negara atau philosophische grondslag.Konsepsi
Pancasila pertama kali dikemukakan oleh Bung Karno pada siding BPUPKI tanggal 1
Juli 1945.Pemikiran itu jelas sebagai upaya untuk menyatukan semua golongan dan
menyatukan semua kepentingan golongan kedalamsatu kepentingan bangsa dengan
semboyan berbeda beda tetapi tetap satu atau Bhineka Tunggal Ika.Pancasila
tidak hanya digunakan sebagai ideology pemersatu dan sebagai perekat kehidupan
bangsa,tetapi juga sebagai dasar filsafat serta pandangan hidup bangsa.Sesuai
dengan tuntunan budi nurani manusia,pancasila mengandung nilai nilai
ketuhanan,kemanusiaan(humanisme) ,kebangsaan(persatuan),demokrasi dan
keadilan.Ini merupakan dasar untuk membangun masyarakat baru Indonesia yaitu
masyarakat sosialis Indonesia.
Setelah periode perjuangan merebut
kemerdekaan dari cengkraman kolonialisme penjajah dapat dicapai,pada saat
sekarang ini masyarakat internasional sedang mengalami perubahan konstelasi
global yang dahsyat.Meskipun kemerdekaan nasionalsecara formal telah terwujud
dengan lenyapnya kolonialisme secara fisik,namun kapitaisme dan imperialism
masih tetap eksis.Melalui metamorfosa institusi,kapitalisme dan imperialisme
telah menjelma menjadi apa yang diyakini Bung Karno sebagai kapitalisme modern
dan imperialisme modern.Dengan memanfaatkan lembaga internasionalseperti
PBB,dan lembaga lembaga keuangan seperti ADB,Bank Dunia,IMF,serta melalui
banyakperusahaan multi dan transnasional,maka jelaslah bahwa praktek
kapitalisme dan imperialism masih tetap eksis.
Beberapa strategi perjuangan Bung
Karno untuk pembebasan dari penindasan,eksploitasi kapitalisdan imperialistis
serta untuk menciptakan perdamaian dunia adalah:
Pertama,pada
tataran internasional Bung Karno berusaha membangun kekuatan politik dengan
menggalang kekuatan negara-negara dunia ketiga dalam kekuatan ployik non
blok.Kemudian kekuatan dunia ketiga ini oleh bung karno disebut dengan new emerging forces(nefo.)
Kedua,untuk
tidak tergantung kepada kapitalis dan imperialis, Bung Karno berusaha
menegakkan kedaulatan ekonomi dengan prinsip
self help dan self reliance.Pada
tataran nasional diterapkan sistem ekonomiberdikari bersifat self containing.Setelah strategi dasar
ekonomi Indonesia tersebut di atas,maka DEKON juga memberi tekanan pada
kebijaksanaan jangka pendek(2 tahun),yaitu melaksanakan program pertama dari
tri program pemerintah,yaituprogram sandang pangan.Program jangka pendek ini
ditetapkan dengan dasar politik prioritas,ambeg paramarta,dan mengandung
landasan yang kuatbagi strategi dasar ekonomi Indonesia, yaitu :
1.
Keikutsertaan rakyat dalam gerakan
produksi,mempunyai dan menguasai”iron stock”beras.
2.
Eksistensifikasi pertanian dan
transmigrasi.
3.
Intensifikasi pertanian.
4.
Menggunakan civic mission angkatan
bersenjata.
5.
Menyempurnakan penyelenggaraan landreform
dan lain-lain.
Ketiga,dalam
bidang budaya diupayakan berkepribadian dalam kebudayaan.Secara konsisten Bung
Karno menekankan bahwa perlu mengikis eksistensi budaya feodalis,serta berusaha
membatasi rembesan budaya imperialis dengan melarang beredarnya berbagai macam
bentuk produk film,music, dansa gila-gilaan yang dapat meracunikepribadian
budaya bangsa.Dan untuk menjaga persatuan bangsa berusaha membangun masyarakat
dengan mengembangkan strategi Nation and
Character Building.
2. Epistemologi
Pemikiran Bung Karno
Hakekat Pemikiran Bung Karno
Pada hakekatnya pemikiran Bung Karno
adalah pemikiran yang ilmiah yang dapat diuji dan dikaji kebenarannya melalui
cara-cara ilmiah. Pemikiran Bung Karno adalah hasil dari proses pemikiran yang
ilmiah dan hasil pengalaman impiris dalam praktek perjuangan selama
bertahun-tahun.
Menurut
Bung Karno untuk memahami Marhaenisme orang harus menguasai minimal dua
pengetahuan, pertama pengetahuan tentang situasi dan kondisi Indonesia dan yang
kedua adalah pengetahuan tentang Marxisme.
Ada perbedaan karakteristik kulutural
yang membedakan tingkat kesadaran kritis yang dimiliki antara Marhaen dan
Proletar. Perbedaan itu adalah suatu realitas yang terlihat oleh Bung Karno
dari hasil analisisnya terhadap masyarakatnya. Pandangan epistemologi antara
Marx dan Bung Karno tidak seluruhnya cocok dalam hal subyek yang seharusnya
berperan dalam perjuangan untuk kondisi di Indonesia.
Hakekat yang mendasar tentang
Marhaenisme, yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.
Marhaenisme adalah ajaran yang ilmiah.
2.
Untuk memahami Marhaenisme diperlukan
pengetahuan minimal tentang situasi dan kondisi Indonesia dan historik
materialisme sebagai cara analisisnya.
3.
Marhaenisme adalah pemikiran yang
dinamis, yang harus diperluas, diperdalam dan dikembangkan.
4.
Marhaenisme adalah guide to action,
guide for action, dan guide of action.
5.
Dinamisasi Marhaenisme sebagai ilmu dan
teori perjuangan hanya dapat dilakukan melalui praktek perjuangan bersama kaum
Marhaen.
6.
Musuk pokok sepanjang jaman kaum Marhaen
yang ditegaskan dalam Marhaenisme adalah kapitalisme, imperalisme,
kolonialisme, neo-kolonialisme dan feodalisme, dimana pun ia bercokol dan
berada.
7.
Keteraturan dan kekokohan dalam ideologi
dan organisasi adalah syarat perjuangan hakiki dalam Marhaenisme.
Asal dan Sumber Pemikiran Bung
Karno
Hasil
pemikiran Bung Karno merupakan pemikiran yang sangat kuat karakternya dan
konsisten, serta tidak tampak sifat imitatifnya karena diangkat dari realitas
empiris masyarakat Indonesia. Ajaran Marhaenisme diangkat Bung Karno dari
realitas kehidupan seorang Marhaen di Jawa Barat. Sejarah kemanusiaan juga
dijadikan sumber dari pemikiran Bung Karno, mengandung dua konsekuensi dasar
yaitu visi sejarah dan visi kemanusiaan. Kedua visi tersebut merupakan kekuatan
utama pemikiran Bung Karno.
Metode Pemikiran dan Perjuangan
Bung Karno
Cakupan
dialog yang dilakukan oleh Bung Karno bersifat multidimensional, dan ini yang
menyebabkan banyak pihak yang merasa menjadi bagian dari pemikiran Bung Karno.
Di sisi lain Bung Karno sangat kuat perhatiannya terhadap berbagai fenomena
kehidupan kemanusiaan, kemasyarakatan, budaya, agama, dan pengetahuan yang
berkembang di kalangan rakyatnya.
Bung
Karno dengan menggunakan cara berpikir dialektika dan tesis-antitesis,
mematangkan cara berpikir dan arah perjuangan rakyat dengan menghadapkan pada
empat “urat-urat dan syaraf-syaraf” sistem imperialisme. Secara dialektis, maka Bung Karno menghidupkan politik
kontra terhadap empat “syaraf” politik imperialisme tersebut. Politik Indonesia
sebagai jawaban atas politik devide at impera, namun politik persatuan yang
dihidupkan adalah politik persatuan bukan persatuan ketaklukan, akan tetapi
persatuan yang tumbuh dari kesadaran politik. Politik anti kemunduran sebagai
politik kontra terhadap politik kemunduran dan perendahan terhadap nilai-nilai
kehidupan bangsa Indonesia, yakni politik kontra dekadensi akal budi.
Imperialisme yang hidup di Indonesia menginginkan buruh murah, rakyat yang
hidup kecil, yang nrimo, yang rendah pengetahuannya, dan semuanya ini harus
dilawan dengan politik mencerdaskan kehdiupan bangsa, yaitu poltik kemjuan,
politik pembangunan bangsa atau dikenal denga Nation Building and Character
Building.
3.
Aksiologi Pemikiran Bung Karno
Nilai-Nilai Pokok dalam Aksiologi
Pemikiran Bung Karno
Aksiologi
bagi suatu pemikiran ilmiah mengandung pengertian yang terkait dengan nilai,
pertimbangan nilai, makna, dan manfaat pemikiran tersebut dalam berbagai
persoalan kehidupan yang mencakup bidang politik, ekonomi, budaya, agama,
etika, estetika, dan lain sebagainya. Aksiologi pemikiran Bung Karno adalah
aksiologi perikemanusiaan, nilai-nilai yang dikembangkannya adalah nilai-nilai
perikemanusiaan, karena sumbernya adalah the Social Conscience of Man.
Nilai-nilai yang ingin ditegaskan
oleh Bung Karno tidak berubah dari awal dan sangat tinggi konsistensinya, dari
zaman penjajahan sampai zaman merdeka,kemerdekaan, kebangsaan, persatuan,
perikemanusiaan yang hakiki, keadilan, dan nilai-nilai ketuhanan.
Dalam praksis, nilai-nilai itu
terkandung dalam ajaran Bung Karno : Tri Sakti. Secara konsisten ajaran itu
diterapkan dalam tindakan Bung Karno untuk menegakkan kedaulatan negara
(politik). Kedaulatan ekonomi dengan menerapkan prinsip
ekonomi berdikari anti ketergantungan dan berusaha membangun ekonomi bumi
putera, memperluas pasar dalam negeri. Prinsip yang dipegang adalah “Bertumbuh
sendiri atas dasar hasil revolusi sendiri” atas dasar Selfpropelling Growth. Berdaulat dalam bidang politik dan ekonomi
adalah nilai-nilai yang dipegang teguh dan berusaha diterapkan oleh Bung Karno
selama menjadi Presiden RI pertama yang kemudian dituangkan dalam Deklarasi
Ekonomi dan Pembangunan Nasional Semesta Berencana Tahapan Pertama Tahun
1961-1968.
Nilai-nilai itu telah menjadi
pegangan sejak tahun pertama kemerdekaan Indonesia. Sangat disadari bahwa makna
kemerdekaan yang telah digenggam oleh bangsa Indonesia dalam berbagai sendi
kehidupan, seperti yang diungkap oleh Bung Karno pada Pidato “Sekali Merdeka
Tetap Merdeka” pada tanggal 17 Agustus 1965 di Yogyakarta. Kemerdekaan bagi
Bung Karno memiliki nilai spiritual yang sangat tinggi, yang berkaitan dengan
nilai ketuhanan.
Makna merdeka bagi Bung Karno adalah
suatu jembatan emas, dan diseberang jembatan itulah dilakukan apa saja yang
menjadi cita-cita bangsa Indonesia untuk mencapai masyarakat adil dan makmur
menuju masyarakat sosialis Indonesia. Indonesia merdeka adalah Political
Independence, didalam Indonesia Merdeka kita memerdekakan rakyat Indonesia,
kita memerdekakan hati bangsa kita.
Pemaknaan Proklamasi dan Deklarasi
Kemerdekaan yang diharapkan dapat memberi tuntunan, pengayiman, pegangan hidup,
alat untuk memperingatkan pada penyelewengan, membangunkan kita dari
ketertiduran kita, memberikan tenaga baru pada saat putus asa. Dengan demikian
“Merdeka” menjadi nilai kunci dalam segala bentuk perjuangan untuk mendirikan
masyarakat yang sempurna. Masyarakat yang kemudian membangun satu kesatuan
antara otang dan tempat, antara bangsa dan tanah airnya. Oleh karena itu,
konsep bangsa bagi Bung Karno adalah orang, manusia, masyarakat yang hidup
dalam wilayah tertentu, wilayah geopolitik, yang mempunyai kehendak atau
kemauan untuk bersatu dan mengalami nasib yang sama.
Pertimbangan nilai yang digunakan
oleh Bung Karno dalam kaitannya dengan konsep kebangsaan yang dijadikan sebagai
dasar negara sangat signifikan dan mudah sekali dijadikan dasar pemikiran bagi
suatu nationale staat. Bung Karno hanya menunjuk dua nationale staat yang
pernah ada di Indonesia yaitu pada zaman kerajaan Sriwijaya dan kerajaan
Majapahit.
Menurut Bung Karno, demokrasi adalah
jalan yang amat penting yang perlu dilalui dalam mencapai sosialisme Indonesia.
Berdasarkan realitas kehidupan berbagai etnis dan suku di Indonesia dan
pemahaman sejarah sosial bangsa Indonesia. Bung Karno menekankan bahwa demokrasi
Indonesia berbeda dengan demokrasi yang dikembangkan di Barat. Demokrasi yang
perlu dikembangkan di Indonesia adalah sosio-demokarasi atau demokrasi
masyarakat yakni demokrasi yang tumbuh dan berkembang dalam realitas sosial
masyarakat Indonesia. Oleh karena itu dalam penerapan demokrasi dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, Bung Karno memberikan nilai dan makna yang sesuai
dengan harkat dan budaya bangsa Indonesia.
Demokrasi menurut faham Bung Karno
adalah pelaksanaan musyawarah, mufakat dan perwakilan sebenarnya telah tercakup
baik pada Pembukaan UUD 1945 maupun sila keempat, mencerminkan kepribadian asli
bangsa Indonesia.
E.
Kesimpulan
dan Saran
Kesimpulan
1.
Pemikiran Bung Karno yag didasari oleh
perspektif filsafat ilmu
a.
Ontologi pemikiran Bung Karno,yang
menggambarkan tentang kehadiran,sejarah eksistensi,asas pemikiran,dan berbagai
konsekuensi pemikiran,antara lain dapat dirumuskan beberapa hal pokok sebagai
berikut:
·
Pemikiran Bung Karno bersumber dari
tuntunan budi nurani manusia,atau Social
Conscience of Man.Tuntutan untuk merdeka dari segala penindasan, eksploitasi,dan
penjajahan. dan inilah yang menjadi dasar dan tujuan atau cita-cita revolusi
Indonesia.
·
Asas pokok adalah persatuan segala
bentuk kekuatan yang nyata ada dan bersifat revolusioner,Nasionalisme,Islamisme,Marxisme
·
Sosionasionalisme dan sosio-demokrasi,faham
kebangsaan dan demokrasi kemasyarakatan,yang dalam segala hal menyelamatkan
seluruh masyarakatdan 2 faham satu nafas yaitu budi nurani manusia.
·
Marhaenisme adalah asas dan cara perjuangan
menuju hilangnya kapitalisme,imperialisme, dan kolonialisme.
·
Semboyan yang digunakan dalam revolusi
Indonesia adalah freedom to be free
yang lebih asasi dari freedom of
speech,freedom of creed,freedom of want,freedom from fear.
·
Asas perjuangan disusun berdasar atas
realitas sosial bahwa tanpa melakukan
perlawanan secara revolusioner terhadap feodalisme,kapitalisme,imperialisme dan
kolonialisme, sangat tidak mungkin membebaskan anak manusia dari
kemiskinan,kebodohan dan keterbelakangan,dan penindasan.
·
Strategi perjuangan,sebagai wahana untuk
mendidik dan membangun kesadaran politik rakyat.
·
Pancasila,dengan kesadaran Bhineka
Tunggal Ika,maka pancasila digunakan sebagai ideologi pemersatu bukan hanya
perekat bangsa,tetapi juga pandangan hidup bangsa.
·
Gerakan non blok yang dimulai konferensi
asia afrika yang menghasilkan dasasila Bandung
·
Tesis Bung Karno tentang perubahan
imperialisme tua menjadi imperialisme modern
·
Ajaran Bung Karno dalam pembangunan
adalah berbasis pada Nation and Character
Building,dengan semangat trisakti.
b. Beberapa
ungkapan contoh dari pemikiran epistemologi Bung Karno :
·
Untuk memahamiMarhaenisme Bung Karno
dibutuhkan 2 syarat yaitu mempelajari marxisme,dan mempelajari situasi,kondisi
masyarakat Indonesia
·
ajaran perjuangan menghendaki
perluasan,pendalaman,pengembangan di medan praktek perjuangandan bersama dengan
rakyat marhaen.
·
Marhaenisme adalah guide to action,guide for action,guide of action.
·
Dialog yang dilakukan untuk merumuskan
berbagai pemikirannya
·
Bung Karno mengajarkan tiada kemerdekaan
tanpa nasionalisme,tiada kemerdekaan tanpa persatuan bangsa,tiada kemerdekaan
tanpakekuasaan,tiada kemerdekaan tanpa keinsafan tanpa kekuasaan
c. Beberapa
contoh aksiologi pemikiran Bung Karno:
· Sangkut
paut erat antara proklamasi kemerdekaan dan pembukaan undang undang dasar 1945
· konsep
kebangssaan
· konsep
demokrasi
2.
Beberapa strategi perjuangan Bung Karno
untuk pembebasan dari penindasan, eksploitasi kapitalis dan imperialistis serta
untuk menciptakan perdamaian dunia adalah :
·
Pada tataran internasional Bung Karno
berusaha membangun kekuatan politik dengan menggalang kekuatan Negara Negara
dunia ketiga dalam kekutan ployik non blok.
·
Untuk tidak tergantung kepada kapitalis
dan imperialis,bing karno berusaha menegakkan kedaulatan ekonomi dengan prinsip self help dan self reliance.
·
Dalam bidang budaya diupayakan
berkepribadian dalam kebudayaan.
Saran
Demikianlah
dari kajian ilmiah ini kiranya telah terungkap bahwa sesungguhnya pemikiran
atau ajaran Bung Karno mengandung syarat syarat keilmuan baik dipandang dari
segi substansi maupun cara cara,dan nilai-nilai serta makna yang terkandung
dalam berbagai pemikirannya.Yang tidak cukup kuat dalam sifat-sifat keilmuan
pemikiran Bung Karno adalahsistematika yang sangat didasari tidak memungkinkan
disusun oleh Bung Karno sendiri,karena sejak muda sudah terlibat dalam berbagai
kancah perjuangan bangsa Indonesiasecara langsung.Bung Karno memang tidak
berkecimpung dalam kehidupan kampus,dan mestinya ada orang lain yang bertugas
untuk menyusunnya.Kajian ilmiah ini memang terfokus pada apa yang dipikirkan
oleh Bung Karno dan bukan merupakan kajian komparatif untuk dibandingkan dengan
berbagai pemikiran orang lain.Mungkin dalam kesempatan lain akan ada peluang
untuk mengkaji pemikiran Bung Karno secara komparatif.
Dengan demikian perspektif pemikiran
Bung Karno sangat cocok diterapkan dalam keadaan Indonesia yang sekarang
ini.Melihat kondisi Indonesia yang sekarang ini mulai luntur kepribadian
bangsa,pemikiran pemikiran Bung Karno sangat tepat di terapkan dalam kalangan
muda bangsa Indonesia.Dan seharusnya pemerintah sekarang lebih berkaca pada
sosok Bung Karno yang begitu cerdas pemikirannya dalam menata bangsa
Indonesia,selain menjadi pemimpin bangsa ini Bung Karno pun tidak pernah lupa
dari sejarah dan nilai budaya dalam bangsa ini.
Daftar
Pustaka
Effendi, Tadjuddin Noer,
dkk. 2004. Perspektif pemikiran bung Karno.
Jakarta : Lembaga Putra Fajar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar