BAB
I
PENGANTAR
1. Prolog
Kebumen adalah sebuah
kabupaten di provinsi Jawa Tengah yang memiliki moto Bhumi Tirta
Prajamukti atau Kebumen Beriman. Beriman maksudnya adalah Bersih, Indah,
dan Manfaat. Selain pertanian dan industri berbasis pertanian, Kebumen mempunyai
potensi tambang dan pariwisata yang menjanjikan. Objek wisata di daerah Kebumen
antara lain ada Gua Jatijajar, Gua Petruk, Benteng Van Der Wijk, Waduk Sempor,
Pantai dan Gua Karangbolong, dan masih banyak yang lainnya.
Lambang Kabupaten Kebumen adalah
burung walet atau lawet. Burung walet dalam lambang tersebut berkaitan erat
dengan potensi Kebumen yaitu sebagai penghasil sarang burung walet. Kebumen
dikenal sebagai penghasil sarang burung walet di Gua Karangbolong, Gua Pasir,
dan Gua Karangduwur. Burung walet merupakan ciri khas Kebumen dan hasil sarang
burung walet pernah menjadi primadona pendapatan daerah. Bahkan di tengah kota
Kebumen terdapat sebuah tugu yang diberi nama Tugu Lawet (Walet) dengan
ketinggian sekitar 15 meter untuk mengabadikan ‘ikon’ Kebumen ini.
2. Profil
Komoditas Sarang Burung Walet
Burung Walet merupakan
salah satu burung pemakan serangga yang bersifat aerial, suka meluncur,
mempunyai kebiasaan berdiam di gua-gua. Jenis usaha budi daya walet ini,
produknya yang terkenal dan menjadi
komoditi andalan adalah sarang. Sarang burung walet sebenarnya yang dihasilkan
dari ludah burung walet. Sarang tersebut memiliki nilai ekonomis yang cukup
tinggi, bahkan merupakan komoditas ekspor yang bernilai tinggi. Sarang burung
walet harganya cukup mahal, dan banyak dikonsumsi untuk kesehatan.
Keberadaan walet di gua
Karangbolong sudah ratusan tahun dan sudah tersohor sejak awal abad ke-17. Di
Kebumen tepatnya di Gua Karangbolong, sarang burung walet dikelola masyarakat
setempat secara turun temurun dengan mengedepankan kearifan lokal. Pemanenan
dilakukan secara periodik dan sebelum dilakukan pemanenan diadakan ritual
meminta keselamatan. Burung walet merupakan komponen yang sangat berguna bagi
pembangunan ekonomi kerakyatan. Dengan
hasil dari air liur burung walet ini dapat mencukupi sebagian warga desa Karang
Bolong, Kebumen, dan menjadi salah satu pemasok pendapatan daerah yang cukup
besar bagi kota Kebumen. Namun, tiap tahun sarang burung walet
yang diunduh dari gua Karangbolong terus
mengalami penurunan.
BAB
II
PEMBAHASAN
1. Karakteristik
dan Manfaat Burung Walet
a.
Karakteristik Burung Walet
Burung walet adalah burung yang memiliki ciri-ciri berwarna
gelap, berukuran kecil atau sedang, mempunyai sayap yang sempit dan runcing,
mempunyai kecepatan terbang yang cukup tinggi. Kaki dan paruhnya sangat kecil,
bentuk matanya bulat dan cekung, ekornya bercabang dua yaitu berbentuk persegi
atau persegi panjang. Walet termasuk burung yang senang bersarang di
tempat-tempat yang gelap dan lembab contohnya di gua-gua. Hal tersebut
berkaitan dengan kemudahan burung walet untuk mengeluarkan liur yang nantinya
liur tersebut dapat menghasilkan sarang.
Normalnya, burung walet mengalami masa kawin dua kali
setahun. Burung walet memiliki satu karakteristik unik yang disebut ekolokasi.
Ekolokasi yaitu kemampuan si burung walet untuk mengeluarkan suara berfrekuensi
tertentu secara terputus-putus, kemudian menangkap kembali pantulan suara
tersebut untuk menentukan jarak dan letak suatu benda.
b. Manfaat
Sarang Burung Walet
Bagi manusia sendiri
burung walet sangat bermanfaat. Sarang yang dihasilkannya harganya mahal
sehingga bisnis sarang walet dianggap cukup menjanjikan. Selain itu, sarang
walet dapat dikonsumsi, rasanya cukup lezat contoh produknya adalah berupa sup sarang
burung walet. Ia berguna juga bagi kesehatan karena menurut para ahli sarang
walet dapat merangsang pertumbuhan dan pembelahan sel tubuh manusia, mampu
meningkatkan kekebalan tubuh, dan mampu mencegah flu burung. Sarang burung
walet terdiri atas karbohidrat, asam-asam amino, dan garam-garam mineral.
Diantara karbohidrat didalamnya adalah asam sialik (9%) berguna untuk
perkembangan syaraf dan intelektual anak.
Sarang walet sebagai food supplement yaitu ibarat
multivitamin. Asupan sarang walet akan menstimulus kinerja organ-organ tubuh
lebih baik dan kekebalan tubuhpun meningkat. Mineral-mineral sarang burung
walet sangat manjur untuk mendukung aktivitas tubuh. Khasiat sarang burung
walet diantaranya dapat melancarkan saluran pencernaan, menyembuhkan batuk dan
dahak, dan mengurangi efek negatif nikotin (bagi perokok).
2.
Sarang Burung Walet di Gua Karangbolong
a. Warga
Desa Karangbolong sebagai Pengunduh Sarang Burung Walet Karangbolong
Sarang burung walet
merupakan komoditi andalan kabupaten Kebumen. Akan tetapi nasib para
pengunduhnya tidak selalu mujur. Padahal mereka yang menantang nyawa demi
memanen sarang burung walet. Selain menjadi sikep
(pengunduh sarang burung walet), mereka juga menjadi gandek (menjaga gua-gua).
Tentang tugas jaga, para sikep melakukan
piket bergantian. Mereka berangkat pagi, mendaki bukit Karangbolong, lalu tidur
di pos. Demikianlah tugas pekerja pengunduh yang sangat berat. Menjadi
pengunduh sarang burung walet dibutuhkan keberanian yang sangat luar biasa.
Dibalik keindahannya, pantai dan gua Karangbolong ternyata terdapat orang-orang
yang mencari nafkah dengan taruhan nyawa.
Umumnya para pengunduh
merupakan warga sekitar yaitu warga desa Karangbolong. Mereka harus berani
menghadapi resiko, mereka bisa saja tercebur ke dalam ombak pantai. Para
pengunduh harus bergelantungan mengais sarang burung dari sela-sela bibir gua
karang. Sampai saat ini banyak para pengunduh yang nasibnya tidak jelas dan
banyak yang sudah berpuluh-puluh menjadi pengunduh masih menjadi tenaga
honorer.
b. Perkembangan ritual sebelum pengunduhan sarang walet gua
Karangbolong sebagai kegiatan
atraksi wisata
Sarang burung walet di gua Karangbolong
terletak di tebing terjal berbatasan dengan laut lepas. Lokasi gua yang berada
di bibir pantai sangat beresiko bagi yang mau memanen sarang burung. Oleh
karena itu, biasanya sebelum panen masyarakat sekitar mengadakan upacara adat
panen sarang burung walet yang biasanya diadakan di desa Karangbolong. Menurut
kepercayaan warga setempat sarang burung walet tersebut adalah milik Nyi Loro
Kidul. Jadi agar pemanenan lancar dan selamat harus dilakukan rangkaian ritual
adat yang intinya sebagai upacara keselamatan. Sesaji-sesaji disiapkan dan di
bibir gua pantai Karang bolong disiapkan juga pergelaran wayang kulit beserta
peralatan gamelannya. Setelah lengkap dalang memulai dengan membaca mantra
sebagai pembuka upacara. Dia meminta izin kepada penguasa laut kidul dan
pengikutnya untuk keselamatan acara panen sarang burung walet keesokan harinya.
Pemerintah kurang memperhatikan potensi
ritual sebelum pengunduhan sarang burung walet ini. Padahal ritual yang unik
tersebut dapat menjadi magnet bagi wisatawan untuk berkunjung, yang tentunya
akan memberikan manfaat tersendiri bagi masyarakat. Selain itu, belum
tersedianya pengetahuan dan informasi yang cukup, promosi atraksi wisata ini
juga hanya dari mulut ke mulut dan belum dilakukan dalam skala yang luas.
Diperlukan promosi dan penataan kegiatan yang baik, ritual tersebut dikemas
menjadi satu event wisata sehingga banyak wisatawan tertarik berkunjung. Selain
sebagai kegiatan wisata juga diharapkan manfaat-manfaat lain juga akan timbul. Perkembangan ritual sebelum pengunduhan sarang walet gua
Karangbolong sebagai kegiatan
atraksi wisata masih jauh dari harapan.
c. Produksi
Sarang Burung Walet Gua Karangbolong Terus Menurun.
Setiap tahunnya sarang
burung walet yang diunduh dari gua Karangbolong mengalami penurunan. Berkah
sarang walet ternyata tidak selamanya lancar dan stabil. Populasi burung walet
yang berkurang berdampak pada hasil unduhan sarang burung walet yang ikut
menurun.
Banyaknya kerusakan
alam yang terjadi karena ulah tangan manusia menjadikan habitat asli burung
walet terganggu. Hutan disekitar gua yang ditebang menyebabkan pakan alami
burung walet berkurang dan suhu udara disekitar guapun berubah. Padahal burung
walet hidup di habitat yang lembab dan suhunya dingin. Selain itu, juga
pengaruh iklim yang kurang baik.
Pendapatan
dari pengunduhan sarang burung walet tidak sebanding dengan biaya proses
pengunduhan. Pengunduhan yang terus menerus menimbulkan decline. Kerugiannya tentu bagi masyarakat sekitar yaitu para
pekerja pengunduh walet. Seharusnya pemerintah tanggap terhadap kerusakan
ekosistem walet yang nyaris punah ini.
d. Meningkatkan
Kualitas dan Produksi Sarang Walet di Gua Karangbolong Berazaz Kelestarian
Salah satu prinsip
dalam Tri Upaya Walet adalah menerapkan metode panen yang berwawasan
regenerasi. Metode ini dilakukan dengan terencana dan berdasarkan azas
kelestarian serta keseimbangan. Pemanenan sarang walet jangan sampai
menyebabkan populasi walet berkurang dan harus memperhatikan keseimbangan
antara populasi walet dengan daya dukung makanan di sekitar tempat tinggalnya.
Apabila pengelolaan
burung walet dan habitatnya dilaksanakan secara intensif dan berdasarkan azas
kelestarian, maka hasil guna burung tersebut dapat lebih dirasakan bukan hanya
bagi pemerintah tetapi tentunya bagi para pengunduh sarang burung walet serta
masyarakat sekitar.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sarang burung walet gua Karangbolong
merupakan komoditi andalan kabupaten Kebumen. Keberadaannya sudah tersohor
sejak abad ke-17. Burung walet merupakan komponen yang sangat berguna bagi
pembangunan ekonomi kerakyatan. Oleh karena itu, harus dikelola dengan
mengedepankan kearifan lokal. Pemanenan sarang burung walet dilakukan secara
periodik dan ritual panen harus dilakukan sebelum pengunduhan. Pekerjaan
menjadi pengunduh sarang burung walet merupakan pekerjaan yang sangat berbahaya
dengan nyawa sebagai taruhannya, tapi kebanyakan sekarang nasib para pengunduh
tidak semuanya mujur. Untuk itu, pemerintah harus lebih memberi perhatian lebih
pada mereka yang telah berjuang dengan tangan-tangan mereka yang kuat, dengan
keberanian yang sungguh luar biasa.
Selain masalah para sikep yang pendapatannya masih dibilang
sangat sedikit, masalah populasi burung walet juga perlu perhatian. Mengingat
produksi yang setiap tahunnya menurun maka diperlukan solusi nyata untuk
menjaga dan merawat alam. Akhirnya, semuanya adalah tanggung jawab kita semua
untuk menjaga agar walet di Kebumen tetap berjaya dan lestari. Karena jika
tidak, bisa saja suatu saat nanti logo Kebumen yang tadinya burung walet akan
diganti mengingat walet yang menjadi kebanggaan warga Kebumen tinggal kenangan
saja.
DAFTAR
PUSTAKA
Adiwibawa, Eka. 2009, Meningkatkan Kualitas Sarang Walet,
Cetakan ke-1, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Harsasi, Maya. “Penurunan Walet di
Kebumen, www.suaramerdeka.com, diakses pada
Minggu, 13 Oktober 2013.
Marzuki, Achmad Fatich dkk. 2005, Meningkatkan Produksi Sarang Burung Walet
Berazas Kelestarian, Cetakan ke-7, Penebar Swadaya, Jakarta.
Setiawan, Wawan. “Khasiat
Sarang Burung Walet bagi Kesehatan”, www.carabadansehat.blogspot.com, diakses pada
Senin, 28 Oktober 2013.
Tulus, Wayan. “Sarang Burung Walet
Tingkatkan Kekebalan, www.wayantulus.com, diakses pada
Senin, 28 Oktober 2013.
Yachya, Rahdian. “Mengenal Karakteristik
Burung Walet”, www.dheanbj.com, diakses pada
Sabtu, 12 Oktober 2013.