Kamis, 10 April 2014

SISTEM EKONOMI INDONESIA


Sistem ekonomi Indonesia saat ini adalah sistem ekonomi campuran yang cenderung kapitalis. Sudah tepatkah pemerintah menerapkan seperti itu ?
Setiap negara pasti memiliki sistem perekonomian karena tanpa adanya sistem maka suatu negara akan sulit menentukan arah dalam mengatur perekonomian mereka. Negara kita Indonesia menganut sistem ekonomi campuran yang merupakan kombinasi dari sistem ekonomi kapitalis dan sistem ekonomi sosialis. Namun sistem ekonomi Indonesia sekarang mengalami pergeseran dan lebih cenderung ke arah kapitalis. Tentunya sistem ekonomi seperti itu belum tepat diterapkan di Indonesia.
 Sistem ekonomi campuran berarti perpaduan antara peranan pemerintah/negara dan peranan pasar, tetapi tampaknya mayoritas kebijakan pemerintah didominasi oleh kutub kapitalisme-liberal dan semakin mengarah pada open market democrachy. Sistem ekonomi Indonesia yang cenderung ke arah sistem kapitalis saat ini belum tepat diterapkan karena kaum pemodal akan semakin berkuasa, sumber daya alam dieksploitasi secara besar-besaran tanpa memikirkan efek jangka panjang, terjadi kesenjangan sosial yang tinggi, yang kuat semakin kuat dan yang lemah juga akan semakin lemah, yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin, banyaknya pengangguran, dan lain sebagainya.
Kapitalisme memang menyuburkan industrialisme. Tetapi industrialisme dapat menumpulkan nurani. Manusia menjadi barang komoditi yang harganya akan semakin murah karena tergantikan oleh mesin-mesin industri, ini akibat dari perkembangan teknologi yang pesat dan jika tenaga manusia tergantikan mesin maka dapat menghemat biaya tenaga kerja sehingga keuntungan yang didapat akan lebih besar. Manusia akan semakin kehilangan fungsi, dikerdilkan dan nantinya menjadi rongsokan-rongsokan tak berarti. Kehidupan akan semakin gemerlap oleh derap mesin-mesin, tapi bersamaan dengan itu semakin kelam dan suram oleh banyaknya masyarakat miskin.
Harga barang melambung, tuntutan hidup semakin tinggi sementara tenaga kerja semakin tak berharga. Maka kehancuran tak terelakkan. Persaingan sengit mengundang permusuhan, permusuhan membuahkan perpecahan, dan perpecahan menyulut peperangan. Dan chaos adalah hasil pasti dari proses itu.
Sistem ekonomi Indonesia yang cenderung kapitalis ditandai dengan modal asing yang semakin deras masuk ke Indonesia serta banyak BUMN dan BUMD yang telah diprivatisasi. Privatisasi adalah proses pengalihan kepemilikan dari milik umum menjadi milik pribadi. Istilah lain dari privatisasi adalah denasionalisasi. Secara teori, privatisasi membantu terbentuknya pasar bebas, mengembangkan kompetisi kapitalis yang oleh para pendukungnya dianggap akan memberikan harga yang lebih kompetitif kepada publik. Secara ideologi, privatisasi berarti meminimalisir tugas negara, sehingga peran negara dan swasta menjadi tidak balance. Usaha-usaha vital yang menguasai hajat hidup orang banyak akan dikuasai oleh para kapitalis, begitu juga kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Pemerintah akan banyak dipengaruhi oleh para kapitalis, dan  nasib rakyat akhirnya ditentukan oleh para kapitalis sesuai dengan kehendaknya. Dan semua ini bertentangan dengan jiwa bangsa kita dan ideologi negara Pancasila.
Dalam sistem kapitalis tentu si pemilik modallah yang berkuasa, sedangkan si pemilik modal sendiri menjadikan para buruhnya sebagai mesin untuk menghasilkan keuntungan yang besar sehingga mereka hanya fokus pada untung, untung, dan untung. Pola dan prinsip sistem kapitalis dapat menyebabkan krisis seperti liberalisasi atau swastanisasi sumber daya alam, sistem perbankan dengan suku bunga, berkembangnya sektor riil, dan hutang luar negeri yang menjadi tumpuan pembiayaan pembangunan.
Di sektor non riil diperdagangkan mata uang, surat berharga,saham, dan lainnya. Sektor ini terus tumbuh dan membesar tetapi segala transaksinya tidak berpengaruh langsung pada sektor riil (sektor barang dan jasa). Pertumbuhan yang ditopang sektor ini akhirnya menjadi pertumbuhan semu. Secara angka ekonomi tumbuh tapi tidak berdampak pada perekonomian secara riil dan perbaikan taraf ekonomi masyarakat.
Sedikit gambaran tentang perekonomian Indonesia, tahun 2009 pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,1%, pada awal tahun 2011 pertumbuhan ekonomi nasional sempat menyentuh rekor 6.9% secara year on year, berkat booming dua komoditas sekaligus, yakni batubara dan CPO, dan pertumbuhan ekonomi hingga terakhir menjadi hanya 5.8% pada Kuartal I 2013.
Sementara itu sumber daya alam dikelola dengan cara diliberaliasasi dan privatisasi. Akibatnya, hampir sebagian besar SDA dikuasai oleh swasta, terutama asing, khususnya sumber energi. Menurut BPK, perusahaan asing menguasai 70 persen pertambangan migas, 75 persen tambang batu bara, bauksit, nikel, dan timah, 85 persen tambang tembaga dan emas, serta 50 persen perkebunan sawit. Kondisi ini menyebabkan mahalnya bahan bakar minyak yang juga menyebabkan terjadinya inflasi.
Alasan lain sistem ekonomi Indonesia yang cenderung kapitalis belum cocok diterapkan adalah memunculkan kesenjangan atau ketimpangan sosial seperti munculnya kesenjangan keseimbangan dalam distribusi antara individu dan sarana-sarana produksi hanya akan terkumpul pada satu kelompok. Hal ini menyebabkan masyarakat terbagi dalam dua kelompok yaitu kelompok masyarakat kaya dan masyarakat miskin. Angka pengangguran menjadi tinggi dan angka kriminalitaspun meningkat.
Sistem ekonomi kapitalis adalah suatu perilaku kegiatan ekonomi manusia yang pada umumnya berdasarkan pada kepentingan, keegoisan, tanpa perlu memikirkan orang lain untuk mendapatkan harta ataupun keuntungan sebanyak-banyaknya. Sistem ekonomi kapitalis memang mendorong masyarakat untuk bekerja dengan giat bahkan sangat giat. Namun sejatinya pada sistem ini masyarakat dibimbing untuk memperoleh kekayaan dengan cara apapun seperti persaingan tidak sehat. Sistem ekonomi kapitalis  telah sering menyebabkan krisis-krisis pada dunia. Akibat dari krisis tersebut bukan hanya berdampak bagi negara penganut sistem ini, namun bagi negara yang tidak berpenganut sistem inipun terkena imbasnya juga.
Sistem yang cenderung ke kapitalis memang memiliki beberapa kelebihan diantaranya sebagai berikut :
1.      Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarakat dalam mengatur kegiatan ekonomi.
2.      Setiap individu bebas memiliki sumber-sumber produksi.
3.      Munculnya persaingan untuk maju.
4.      Barang yang dihasilkan bermutu tinggi, karena barang yang tidak bermutu tidak akan laku di pasar.
5.      Efisiensi dan efektivitas tinggi karena setiap tindakan ekonomi didasarkan atas motif mencari laba.
Namun sistem ekonomi kapitalis juga memiliki kelemahan sebagai berikut:
1.      Sulitnya melakukan pemerataan pendapatan.
2.      Cenderung terjadi eksploitasi kaum buruh oleh para pemilik modal.
3.      Munculnya monopoli yang dapat merugikan masyarakat.
4.      Sering terjadi gejolak dalam perekonomian karena kesalahan.
5.      Alokasi sumber daya oleh individu.
Lantas apa bahaya dari kapitalisme? Bahaya sistem kapitalisme antara lain sebagai berikut :
1.       Prinsip permintaan-penawaran bisa dikendalikan oleh sekelompok Invisible Hands dgn modal luar biasa besar.
2.       Pasar bisa dibikin panik oleh permainan pasokan.
3.       Tidak ada yang bisa kendalikan pasar kecuali pemodal besar.
4.       Pemodal besar pada sektor bisnis yg sama akan matikan pemodal kecil satu persatu.
5.       Investasi pemodal bermental spekulan bisa mengancam mata uang negara manapun dan ini bisa menghancurkan kesejahteraan global. Krisis Asia tahun 1998 adalah bukti kuat tentang ini.
6.       Jurang kaya-miskin akan makin melebar bukannya makin merata sebab bisnis si kecil tidak bisa eksis oleh pemodal dengan harga diskon ditiap swalayan, supermarket dan ditingkat produsen mungkin ongkos produksi bisa ditekan lebih besar dengan produksi massal, maka produsen besar bisa membuat gulung tikar produsen kecil dan perusahaan mini bubar maka yang terjadi adalah pengangguran dan kemelaratan.
7.       Efisiensi yg merupakan proses produksi ala kapitalisme akan berujung program padat modal daripada padat karya, mesin-mesin yang terus menerus diperbarui akan jauh lebih baik, lebih murah daripada pekerja-pekerja yg merengek-rengek minta kenaikan upah, tunjangan, kesehatan, dan lain sebagainya. Maka mesin akan lebih bernilai dibanding manusia, mesin tidak pernah mengeluh, tidak pernah minta istirahat dan tidak pernah cuti terkecuali operatornya mematikan mesin tersebut. Maka manusia akan tersingkir sedikit demi sedikit dan yang dominan adalah pasti adalah mesin dan nanti robot artificial intelligence.

2 komentar: