Sistem ekonomi Indonesia
saat ini adalah sistem ekonomi campuran yang cenderung kapitalis. Sudah
tepatkah pemerintah menerapkan seperti itu ?
Setiap
negara pasti memiliki sistem perekonomian karena tanpa adanya sistem maka suatu
negara akan sulit menentukan arah dalam mengatur perekonomian mereka. Negara
kita Indonesia menganut sistem ekonomi campuran yang merupakan kombinasi dari
sistem ekonomi kapitalis dan sistem ekonomi sosialis. Namun sistem ekonomi
Indonesia sekarang mengalami pergeseran dan lebih cenderung ke arah kapitalis.
Tentunya sistem ekonomi seperti itu belum tepat diterapkan di Indonesia.
Sistem ekonomi campuran berarti perpaduan antara
peranan pemerintah/negara dan peranan pasar, tetapi tampaknya mayoritas
kebijakan pemerintah didominasi oleh kutub kapitalisme-liberal dan semakin
mengarah pada open market democrachy. Sistem ekonomi Indonesia yang
cenderung ke arah sistem kapitalis saat ini belum tepat diterapkan karena kaum
pemodal akan semakin berkuasa, sumber daya alam dieksploitasi secara
besar-besaran tanpa memikirkan efek jangka panjang, terjadi kesenjangan sosial
yang tinggi, yang kuat semakin kuat dan yang lemah juga akan semakin lemah, yang
kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin, banyaknya pengangguran, dan
lain sebagainya.
Kapitalisme
memang menyuburkan industrialisme. Tetapi industrialisme dapat menumpulkan
nurani. Manusia menjadi barang komoditi yang harganya akan semakin murah karena
tergantikan oleh mesin-mesin industri, ini akibat dari perkembangan teknologi
yang pesat dan jika tenaga manusia tergantikan mesin maka dapat menghemat biaya
tenaga kerja sehingga keuntungan yang didapat akan lebih besar. Manusia akan
semakin kehilangan fungsi, dikerdilkan dan nantinya menjadi rongsokan-rongsokan
tak berarti. Kehidupan akan semakin gemerlap oleh derap mesin-mesin, tapi
bersamaan dengan itu semakin kelam dan suram oleh banyaknya masyarakat miskin.
Harga
barang melambung, tuntutan hidup semakin tinggi sementara tenaga kerja semakin
tak berharga. Maka kehancuran tak terelakkan. Persaingan sengit mengundang
permusuhan, permusuhan membuahkan perpecahan, dan perpecahan menyulut
peperangan. Dan chaos adalah hasil pasti dari proses itu.
Sistem
ekonomi Indonesia yang cenderung kapitalis ditandai dengan modal asing yang
semakin deras masuk ke Indonesia serta banyak BUMN dan BUMD yang telah
diprivatisasi. Privatisasi adalah proses pengalihan kepemilikan dari milik umum
menjadi milik pribadi. Istilah lain dari privatisasi adalah denasionalisasi.
Secara teori, privatisasi membantu terbentuknya pasar bebas, mengembangkan
kompetisi kapitalis yang oleh para pendukungnya dianggap akan memberikan harga
yang lebih kompetitif kepada publik. Secara ideologi, privatisasi berarti
meminimalisir tugas negara, sehingga peran negara dan swasta menjadi tidak balance. Usaha-usaha vital yang
menguasai hajat hidup orang banyak akan dikuasai oleh para kapitalis, begitu
juga kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Pemerintah akan banyak dipengaruhi
oleh para kapitalis, dan nasib rakyat akhirnya ditentukan oleh para
kapitalis sesuai dengan kehendaknya. Dan semua ini bertentangan dengan jiwa
bangsa kita dan ideologi negara Pancasila.
Dalam
sistem kapitalis tentu si pemilik modallah yang berkuasa, sedangkan si pemilik
modal sendiri menjadikan para buruhnya sebagai mesin untuk menghasilkan
keuntungan yang besar sehingga mereka hanya fokus pada untung, untung, dan
untung. Pola dan prinsip sistem kapitalis dapat menyebabkan krisis seperti
liberalisasi atau swastanisasi sumber daya alam, sistem perbankan dengan suku
bunga, berkembangnya sektor riil, dan hutang luar negeri yang menjadi tumpuan
pembiayaan pembangunan.
Di
sektor non riil diperdagangkan mata uang, surat berharga,saham, dan lainnya.
Sektor ini terus tumbuh dan membesar tetapi segala transaksinya tidak
berpengaruh langsung pada sektor riil (sektor barang dan jasa). Pertumbuhan
yang ditopang sektor ini akhirnya menjadi pertumbuhan semu. Secara angka
ekonomi tumbuh tapi tidak berdampak pada perekonomian secara riil dan perbaikan
taraf ekonomi masyarakat.
Sedikit
gambaran tentang perekonomian Indonesia, tahun 2009 pertumbuhan ekonomi
Indonesia sebesar 4,1%, pada awal tahun 2011 pertumbuhan ekonomi nasional
sempat menyentuh rekor 6.9% secara year on year, berkat booming dua
komoditas sekaligus, yakni batubara dan CPO, dan pertumbuhan ekonomi hingga
terakhir menjadi hanya 5.8% pada Kuartal I 2013.
Sementara
itu sumber daya alam dikelola dengan cara diliberaliasasi dan privatisasi.
Akibatnya, hampir sebagian besar SDA dikuasai oleh swasta, terutama asing,
khususnya sumber energi. Menurut BPK, perusahaan asing menguasai 70 persen
pertambangan migas, 75 persen tambang batu bara, bauksit, nikel, dan timah, 85
persen tambang tembaga dan emas, serta 50 persen perkebunan sawit. Kondisi ini
menyebabkan mahalnya bahan bakar minyak yang juga menyebabkan terjadinya
inflasi.
Alasan
lain sistem ekonomi Indonesia yang cenderung kapitalis belum cocok diterapkan
adalah memunculkan kesenjangan atau ketimpangan sosial seperti munculnya
kesenjangan keseimbangan dalam distribusi antara individu dan sarana-sarana
produksi hanya akan terkumpul pada satu kelompok. Hal ini menyebabkan
masyarakat terbagi dalam dua kelompok yaitu kelompok masyarakat kaya dan
masyarakat miskin. Angka pengangguran menjadi tinggi dan angka kriminalitaspun
meningkat.
Sistem ekonomi kapitalis adalah suatu perilaku kegiatan
ekonomi manusia yang pada umumnya berdasarkan pada kepentingan, keegoisan, tanpa
perlu memikirkan orang lain untuk mendapatkan harta ataupun keuntungan
sebanyak-banyaknya. Sistem ekonomi kapitalis memang mendorong masyarakat untuk
bekerja dengan giat bahkan sangat giat. Namun sejatinya pada sistem ini
masyarakat dibimbing untuk memperoleh kekayaan dengan cara apapun seperti
persaingan tidak sehat. Sistem ekonomi kapitalis telah sering menyebabkan krisis-krisis pada
dunia. Akibat dari krisis tersebut bukan hanya berdampak bagi negara penganut
sistem ini, namun bagi negara yang tidak berpenganut sistem inipun terkena
imbasnya juga.
Sistem yang cenderung ke kapitalis memang memiliki beberapa
kelebihan diantaranya sebagai berikut :
1.
Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarakat dalam
mengatur kegiatan ekonomi.
2.
Setiap individu bebas memiliki sumber-sumber produksi.
3.
Munculnya persaingan untuk maju.
4.
Barang yang dihasilkan bermutu tinggi, karena barang
yang tidak bermutu tidak akan laku di pasar.
5.
Efisiensi dan efektivitas tinggi karena setiap tindakan
ekonomi didasarkan atas motif mencari laba.
Namun sistem ekonomi kapitalis juga memiliki
kelemahan sebagai berikut:
1.
Sulitnya melakukan pemerataan
pendapatan.
2.
Cenderung terjadi eksploitasi kaum buruh
oleh para pemilik modal.
3.
Munculnya monopoli yang dapat merugikan
masyarakat.
4.
Sering terjadi gejolak dalam
perekonomian karena kesalahan.
5.
Alokasi sumber daya oleh individu.
Lantas
apa bahaya dari kapitalisme? Bahaya sistem kapitalisme antara lain sebagai
berikut :
1. Prinsip
permintaan-penawaran bisa dikendalikan oleh sekelompok Invisible Hands dgn
modal luar biasa besar.
2. Pasar
bisa dibikin panik oleh permainan pasokan.
3. Tidak
ada yang bisa kendalikan pasar kecuali pemodal besar.
4. Pemodal
besar pada sektor bisnis yg sama akan matikan pemodal kecil satu persatu.
5. Investasi
pemodal bermental spekulan bisa mengancam mata uang negara manapun dan ini bisa
menghancurkan kesejahteraan global. Krisis Asia tahun 1998 adalah bukti kuat
tentang ini.
6. Jurang
kaya-miskin akan makin melebar bukannya makin merata sebab bisnis si kecil
tidak bisa eksis oleh pemodal dengan harga diskon ditiap swalayan, supermarket
dan ditingkat produsen mungkin ongkos produksi bisa ditekan lebih besar dengan
produksi massal, maka produsen besar bisa membuat gulung tikar produsen kecil
dan perusahaan mini bubar maka yang terjadi adalah pengangguran dan
kemelaratan.
7. Efisiensi
yg merupakan proses produksi ala kapitalisme akan berujung program padat modal
daripada padat karya, mesin-mesin yang terus menerus diperbarui akan jauh lebih
baik, lebih murah daripada pekerja-pekerja yg merengek-rengek minta kenaikan
upah, tunjangan, kesehatan, dan lain sebagainya. Maka mesin akan lebih bernilai
dibanding manusia, mesin tidak pernah mengeluh, tidak pernah minta istirahat
dan tidak pernah cuti terkecuali operatornya mematikan mesin tersebut. Maka
manusia akan tersingkir sedikit demi sedikit dan yang dominan adalah pasti
adalah mesin dan nanti robot artificial intelligence.
nice
BalasHapusnice
BalasHapus